Teman-teman yang baik, saat ini Klinik Rupa Dokter Rudolfo (Klinik) telah berusia empat tahun, dan pada tanggal 21 Oktober kelak usianya akan menginjak lima tahun. Saya ingin mengucapkan terima kasih pada Anda semua yang sudah mengikuti akun Instagram saya, termasuk Anda yang rajin mampir dan membaca tulisan di blog ini, juga Anda yang setia mendengarkan siniar Klinik setiap hari Sabtu pertama di awal bulan. Tanpa Anda semua, Klinik ini akan tanpa makna. Terima kasih, ya. 🙂
Saat ini Klinik memiliki lima orang siswa Kursus Privat Program Spartan. Murid-murid kursus privat ini sudah kursus lebih dari setahun, bahkan ada yang sudah lewat dua tahun. Mereka ini jago-jago gambar semua, padahal kursusnya lewat Whatsapp. Kursus lewat Whatsapp ini adalah perkembangan kedua setelah selama bertahun-tahun saya mengadakan kursus/lokakarya luring (luar jaringan, offline) di Bandung/Jakarta, yang paling sering adalah di Tobucil, Bandung. Kursus Privat Program Spartan sendiri sejak awal sudah daring (dalam jaringan, online), dan sejak kursus privat ini memiliki lebih banyak siswa, saya jadi semakin jarang membuat kursus luring. Bukan apa-apa, kursus luring itu punya permasalahan tersendiri.
Pertama, kursus luring membutuhkan tempat. Saya tidak punya tempat sendiri, jadi saya selalu bekerja sama dengan teman-teman yang punya tempat/acara. Yang paling sering bekerja sama dengan saya adalah Tobucil di Bandung. Kalau soal tempatnya sendiri sih tidak ada masalah, tapi para peminat yang berdomisili di luar kota sering gigit jari karena kursus diadakan jauh dari kota tempat mereka tinggal.
Kedua, biaya. Kursus luring yang saya adakan biasanya berdurasi 3 jam, mencakup dua kali pertemuan. Biasanya Sabtu-Minggu. Per pertemuan, lazim bila saya menetapkan biaya antara Rp.250ribu sampai Rp.350ribu. Karena diadakan dua hari berturut-turut, biaya totalnya Rp.500ribu-700ribu. Harga setinggi ini terhitung cukup mahal. Kursus Privat Program Spartan juga tidak murah. Biayanya Rp.1juta/bulan dan dibayar rutin selama berbulan-bulan, sampai dua tahun bahkan lebih. Karena biayanya cukup mahal, banyak peserta yang sebenarnya berminat untuk belajar jadi tidak bisa ikut. Saya tidak suka kalau semangat belajar harus terhambat masalah biaya.
Ketiga, jumlah peserta. Bagaimanapun juga, sebagai seorang pengajar, saya pengin dong kalau peserta yang hadir itu banyak. Kan saya bisa dapat bayaran lebih banyak. Namun masalahnya, kalau siswanya banyak dan ketemu langsung dalam kelas, saya kurang bisa fokus memperhatikan setiap siswa. Sesudah bertahun-tahun mengajar kelas seperti ini, saya bisa simpulkan bahwa dalam satu kelas idealnya siswa maksimal hanya 7 orang saja. Lebih dari itu perhatian akan terbagi. Namun di ekstrim yang berbeda, kadang-kadang siswa yang ikut juga terlalu sedikit. Saya pernah promosi untuk waktu cukup lama, tapi siswa yang ikut hanya 3 orang.
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, saya bermaksud untuk membuka sebuah kelas eksperimental, yakni sebuah kelas kursus daring di Klinik yang melibatkan siswa dalam jumlah banyak, di manapun mereka berada, dengan biaya yang lebih murah. Saya harap kelas eksperimental ini bisa menjawab permasalahan-permasalahan tadi.
Walaupun demikian, di mana-mana kalau ada produk dijual lebih murah pasti ada yang dikorbankan. Bener, nggak? Ya, betul. Kursus ini juga begitu. Yang dikorbankan dalam kelas eksperimental ini adalah masukan dari saya untuk setiap peserta. Jelasnya begini: kalau yang ikutan kursus di kelas itu jumlahnya sudah di atas 20 orang, tentu saya tidak akan bisa mengomentari karya peserta satu-persatu. Namun bukan berarti tidak akan ada pembahasan sama sekali. Pembahasan akan tetap dilakukan di IG saya, melalui unggahan yang saya buat, namun sifatnya lebih general. Jadi kalau Anda ikut kelas ini ya untung-untungan. Bisa jadi karya Anda dibahas, bisa jadi tidak, tapi yang pasti, saya akan membahas karya yang menurut saya penting karena kasusnya banyak terjadi, sehingga semua orang bisa belajar. Kalau menurut saya ini sih bukan kekurangan, tapi karakteristik. Namanya juga kelas, muridnya banyak. Masa dibimbing satu-satu? Kalo dibimbing satu-satu sih namanya kursus privat, itu sih beda lagi, harganya juga beda, kan? Jadi, sekali lagi, penjelasan dan pembahasan akan dilakukan secara general, bukan personal. Yang penting, semua bisa belajar. Itu aja “kekurangannya”.
Nah, bagaimana cara kelas eksperimental ini bekerja? Silakan lihat diagram di bawah ini.
Nah, demikianlah diagram kerjanya. Saya cukup senang karena pooling yang saya buat di Instagram sejak kemarin mendapat sambutan yang cukup hangat. Terima kasih ya, sudah kasih masukan untuk pooling ini. Bila demikian, baiklah, akan saya kerjakan proyek eksperimental ini. Bagi Anda yang sudah berminat untuk ikut, terima kasih untuk minat dan semangat Anda. Jangan lupa ajak teman-teman untuk ikut bergabung dalam sebuah proyek bersejarah, yakni Klinik Rupa Dokter Rudolfo 3.0*. Kursus Menggambar Daring 001 akan dimulai pada hari Sabtu, 6 Juli 2019, dan akan berakhir pada tanggal 13 Juli 2019. Sampai bertemu di kelas. 🙂
*)
Pra-Klinik Rupa Dokter Rudolfo:
– blog seni rupa dimulai, 2011
– kursus luring di Tobucil, 2012
Klinik Rupa Dokter Rudolfo 1.0 (sanggar maya berdiri di Instagram, 2014)
Klinik Rupa Dokter Rudolfo 2.0 (kursus daring privat via Whatsapp, 2016)
Klinik Rupa Dokter Rudolfo 3.0 (kursus daring kelas via Whatsapp, blog & IG, 2019)
Sukses dan semangat tidak putus putus untuk Dokter Rudolfo💐
On Wed, Jun 19, 2019, 12:54 PM Klinik Rupa Dokter Rudolfo R.E. Hartanto posted: “Teman-teman yang baik, saat ini Klinik Rupa Dokter > Rudolfo (Klinik) telah berusia empat tahun, dan pada tanggal 21 Oktober > kelak usianya akan menginjak lima tahun. Saya ingin mengucapkan terima > kasih pada Anda semua yang sudah mengikuti akun Instagram say” >
Terima kasih, Nurul. 🙂