Podcast

Teman-teman yang baik, sejak bulan November 2018 hingga bulan Maret 2020, saya membuat sebuah seri siniar (podcast) seni rupa yang secara garis besar membahas tema: menjadi perupa profesional. Siniar ini saya peruntukkan bagi Anda, para perupa muda, yang bermaksud untuk menjadi perupa profesional yang berkarier, namun belum begitu paham mengenai medan sosial seni rupa, termasuk aturan main dan kulturnya.

Supaya tidak pusing mencarinya, saya buat semacam index dari 17 episode siniar yang sudah saya buat, termasuk sedikit rangkumannya. Siniar ini bisa Anda dengarkan secara streaming, tapi juga bisa Anda unduh dan simpan di gawai Anda untuk didengarkan kapan saja. Silakan unduh, silakan copy, silakan bagikan pada teman Anda yang membutuhkan. Semoga siniarnya bermanfaat, ya. Terima kasih. 🙂

Season 01 Episode 01: Tentang Kebuntuan Kreatif
Apakah kebuntuan kreatif itu? Seperti apa gejalanya? Apa yang menyebabkan hal itu terjadi dan bagaimana strategi terbaik untuk menghadapinya? Ini adalah siniar pertama dari Klinik Rupa Dokter Rudolfo yang membahas topik kebuntuan kreatif yang lazim dialami oleh insan kreatif. Selain siniar ini, ada tiga siniar lain yang akan melengkapi dan memperdalam topik ini.

Season 01 Episode 02: Tahap dan Gejala Kebuntuan Kreatif
Siniar ini adalah pendalaman dari siniar episode perdana Klinik Rupa Dokter Rudolfo yang tayang pada tanggal 3 November 2018 lalu. Dalam siniar kali ini Dokter Rudolfo menjelaskan kebuntuan kreatif secara lebih terperinci. Proses penciptaan bukan hanya mencakup satu kejadian saja, tapi serangkaian momen yang saling terkait dan membentuk sebuah siklus yang selalu berulang. Kebuntuan kreatif secara berangsur-angsur menyerang salah satu dan akhirnya keseluruhan momen penciptaan ini. Pahamilah apa itu kebuntuan kreatif dan seperti apa gejala-gejalanya dalam siniar ini.

Season 01 Episode 03: Penyebab Kebuntuan Kreatif
Siniar ini adalah edisi rangkuman dan pendalaman bagian kedua dari tiga bagian untuk melengkapi siniar episode 001 tentang kebuntuan kreatif. Kebuntuan kreatif bisa disebabkan oleh gangguan kecemasan, gangguan mood, gangguan kepribadian, juga skizofrenia. Ada orang-orang tertentu yang terlahir dengan kondisi gangguan emosional bawaan, tapi yang tidak memiliki kondisi seperti itu pun tetap memiliki kemungkinan terpapar kebuntuan kreatif yang disebabkan oleh gangguan emosional. Dalam siniar kali ini, Dokter Rudolfo menjelaskan penyebab kebuntuan kreatif jenis kedua yang disebabkan oleh gangguan emosional.

Season 01 Episode 04: Strategi Terbaik Menghadapi Kebuntuan Kreatif
Dalam siniar kali ini dokter Rudolfo menjelaskan strategi terbaik untuk menghadapi berbagai jenis kebuntuan kreatif. Gagasan bukanlah entitas yang statis dan soliter di dalam kepala, tapi terkait dengan banyak aspek seperti: tulisan yang kita baca, musik yang kita dengar, film yang kita tonton, dengan siapa ide itu kita bicarakan, hobi baru yang kita punya, termasuk juga pola baru dalam kebiasaan hidup kita. Gagasan tidak bisa dibiarkan steril, gagasan justru harus dikontaminasi supaya bisa terus tumbuh, dan untuk itu kita membutuhkan orang lain.

Season 02 Episode 01: Status Sosial Seorang Perupa (bagian I)
Rangkaian siniar kali ini akan mengambil sebuah tema baru, yakni: menjadi perupa profesional. Ini adalah sebuah tema panjang sehingga pembahasannya akan dibagi menjadi banyak bagian. Dalam siniar bulan ini, Dokter Rudolfo akan membahas tentang status sosial perupa. Menjadi perupa adalah sebuah pekerjaan tua. Sejak puluhan ribu tahun yang lalu, manusia gua sudah melukisi dinding gua tempat mereka tinggal. Hingga kini, anak-anak muda masih melukisi dinding kota, juga kafe dan restoran, supaya fotonya kelihatan lebih cantik saat diunggah ke media sosial. Dalam rentang waktu yang sangat panjang ini, status sosial perupa berubah-ubah. Seperti apa perbedaannya dan faktor apa saja yang mengubahnya?

Season 02 Episode 02: Status Sosial Seorang Perupa (bagian II)
Dalam siniar kali ini Dokter Rudolfo menjelaskan dua buah komponen penting dalam sejarah peradaban barat yang mengakibatkan stigma negatif tentang seniman muncul, sejak paruh pertama abad ke-19 hingga saat ini. Pertanyaan pentingnya adalah: dalam situasi yang sama sekali berbeda, apakah stigma negatif tersebut masih relevan bila diterapkan pada identitas seniman hari ini? Beberapa hal yang fundamental mungkin masih ada kaitannya, tapi di banyak aspek kondisinya sudah sangat berbeda sehingga kita bisa simpulkan bahwa stigma negatif tentang seniman: seniman itu miskin, eksentrik, urakan, keras kepala dan tidak mau diatur, ingin hidup sesukanya sendiri, mungkin sudah tidak relevan lagi.

Season 02 Episode 03: Kesadaran Finansial Seorang Perupa (bagian I)
Rezeki di tangan Tuhan, tapi ekonomi buatan manusia. Siniar kali ini dimulai dengan pertanyaan inti: “Apakah dengan menjadi perupa profesional kita akan jatuh miskin? Atau, kalau kita jadi perupa profesional, apakah kita bisa kaya raya?” Masalah penghasilan dan keuangan perupa profesional tidak dibahas di kampus, padahal hal ini fundamental dalam hidup seorang perupa profesional. Tantangan finansial perupa, yang pendapatannya tidak menentu, selalu besar sehingga dibutuhkan pemahaman dan strategi keuangan yang tepat. Tanpa itu semua, kita akan kesulitan berekspresi dan mengambil jalur karier di dunia seni rupa. Karena itu sebelum menjadi perupa profesional, pahami dulu kesadaran finansial bagi perupa ini.

Season 02 Episode 04: Pengelolaan Keuangan Seorang Perupa (bagian II)
Rentang karier seorang perupa bisa mencapai 80 tahun, dua kali masa bakti seorang PNS. Selain itu, perupa adalah pencipta. Dalam rantai kapitalisme ia adalah produsen, bukan konsumen. Dengan begitu gaya hidup yang terbaik untuk seorang perupaadalah gaya hidup yang sederhana, tidak serba mewah, tapi tidak ada yang kurang. Bila perupa mampu menahan diri dari semua godaan konsumtif, ia akan mampu menjawab semua tantangan finansial secara mandiri dan terhormat. Pemahaman ini mendasari pembahasan penting tentang cara pengelolaan keuangan seorang perupa profesional dalam siniar bagian kedua dari tiga bagian, tentang keuangan seorang perupa profesional.

Season 02 Episode 05: Pengelolaan Keuangan Seorang Perupa (bagian III)
Dalam pengelolaan keuangan seorang perupa, selain security, masih ada aspek produktivitas, hiburan, dan investasi. Dalam rentang karier yang sangat panjang, prinsip ‘sederhana, tidak serba mewah, tapi tidak ada yang kurang’ bisa dijadikan pegangan karena dengan mengamalkannya, perupa bisa hidup hemat, tanpa perlu terlalu banyak mengorbankan kenikmatan hidup. Walaupun demikian, perupa juga perlu berpikir jauh ke depan dengan memikirkan aspek investasi. Kita tidak selamanya muda, suatau saat tubuh fisik kita akan menua dan kita mungkin tidak akan seproduktif dulu saat muda. Investasi yang dilakukan dengan disiplin sejak muda akan mengamankan hari tua.

Season 02 Episode 06: Strategi Mencari Penghasilan Bagi Perupa (bagian IV)
Perupa, yang penghasilannya tidak menentu, harus mampu menemukan cara untuk memenuhi semua kebutuhan hidup dan kekaryaannya hanya dengan meluangkan 20% waktu produktif setiap minggu. Dengan begitu 80% waktu produktifnya masih tetap bisa dianggarkan untuk berkarya. Ini tentu tidak mudah, tapi bukan mustahil untuk diwujudkan. Aspek penghasilan seorang perupa memang tidak lazim. Berbeda dengan orang lain, semua kebutuhan hidup dan berkarya sebaiknya ditopang oleh pekerjaan sampingan, sementara pekerjaan utamanya sendiri bisa jadi tidak menghasilkan uang untuk waktu yang lama.

Season 02 Episode 07: Rangkuman & Pendalaman Tema Pengelolaan Keuangan & Penghasilan Seorang Perupa (bagian V)
Sama seperti menggambar atau melukis, mengelola keuangan tidak mudah, tapi bisa dilatih. Sebelum bicara soal kekaryaan dan karier di medan sosial seni, pengelolaan keuangan dan strategi mencari penghasilan bagi seorang perupa adalah pondasi yang harus dimiliki oleh mereka yang memutuskan untuk menjadi perupa profesional. Pengelolaan keuangan dan strategi mencari penghasilan yang buruk adalah hal yang menyebabkan kekaryaan terganggu, karier mangkrak, bahkan keharmonisan rumah tangga menjadi rusak. Lebih lanjut, hal itulah yang menyebabkan munculnya mitos terkenal bahwa seniman itu miskin. Kemandirian seorang seniman hanya akan terwujud bila ia mandiri secara finansial. Bila perupa tetap bisa hidup layak tanpa menjual karya, harga diri dan martabatnya akan terjaga.

Season 02 Episode 08: Ruang Penciptaan (bagian I)
Karier kadang bisa kita kontrol, kadang tidak. Namun ruang penciptaan adalah ranah di mana hampir semua aspek berada dalam kontrol sang Perupa. Ruang penciptaan bukan sekedar ruang produksi, tapi juga ruang  kontemplasi, saksi bisu jatuh bangunnya perjalanan artistik sang Perupa. Dengan begitu ruang penciptaan adalah sebuah perlindungan tempat perupa berangkat dan akhirnya kembali. Ruang penciptaan adalah kuil, karena itu ia suci, sesederhana apapun wujud fisiknya.

Season 02 Episode 09: Teknik & Material (bagian II)
Berbeda dengan kondisi di zaman klasik, perupa masa kini bebas memilih teknik dan material. Mereka bebas berganti-ganti teknik dan media sesuai dengan konsep kekaryaan mereka. Ini menunjukkan keterbukaan seni rupa kontemporer, hal yang tidak terjadi di zaman klasik. Namun, teknik & material bukan sekedar alat dan bahan karena dalam penciptaan yang menyeluruh, gagasan bisa meresap ke material dan teknik menentukan caranya berekspresi.

Season 02 Episode 10: Gagasan & Rujukan Kekaryaan (bagian III)
Berbeda dengan kondisi di zaman klasik yang fokus pada teknik, seni rupa kontemporer adalah sebuah medan gagasan. Perupa masa kini tidak berkarya dengan tema acak yang berubah sesuai suasana hati perupanya, tapi mengikuti pola tertentu yang berasal dari minat dan observasi artistik yang ia lakukan. Perupa seyogianya mengetahui posisi kekaryaannya dalam medan sosial seni, karena itulah rujukan menjadi bagian penting dalam pengembangan kekaryaan.

Season 02 Episode 11: Karier & Medan Sosial Seni (bagian I)
Saat Sang Perupa bergerak selangkah keluar dari ruang penciptaan, ia memasuki medan sosial seni. Tidak seperti studio tempat ia mencipta, medan sosial seni tidak bisa dikontrol sepenuhnya. Ada banyak pemangku kepentingan di sana. Dengan begitu dibutuhkan pemahaman tentang bagaimana sistemnya bekerja dan apa strategi terbaik untuk mengarungi medan sosial seni saat ia meniti karier. Walaupun demikian, pranata seni rupa masa kini juga memungkinkan perupa profesional untuk memilih jalur non-karier, dan itu sebenarnya bukan pilihan yang buruk.

Season 02 Episode 12: Membangun Reputasi (bagian II)
Karier seorang perupa bertumpu pada reputasi, dan membangun reputasi bukanlah proses yang singkat. Membangun reputasi makan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Selama perupa masih berkarya dan berkarier, reputasinya akan selalu dibangun dan dipertaruhkan. Ambisi, etos kerja, perfeksionisme, dan pertumbuhan kekaryaan seorang perupa turut menentukan reputasinya. Walaupun demikian, cara Sang Perupa membawa diri, pilihan-pilihannya, caranya berkomunikasi dan berbisnis, juga profesionalismenya adalah hal yang sangat menentukan corak reputasinya. Reputasi adalah hal yang harus selalu dijaga karena sikap medan sosial seni pada kita akan sangat tergantung pada reputasi kita di medan sosial seni.

Season 02 Episode 13: Manajemen Seni Rupa, Jejaring & Pasar Seni Rupa (bagian III, tamat)
Hubungan perupa dan manajemen seni adalah simbiosis mutualisma. Manajemen mengorbitkan perupa, dan perupa memberikan keuntungan bagi manajemen. Manajemen seni sangat terkait dengan jejaring dan pasar seni rupa, keduanya penting dalam karier di medan sosial seni. Dalam tataran tertentu jejaring bahkan lebih penting daripada karya Sang Perupa itu sendiri. Siniar kali ini juga akan membahas hal-hal mendasar tentang bisnis di pasar seni rupa. Pasar seni rupa adalah sebuah ekosistem tertendiri dan perupa seyogianya memahami aturan mainnya.