Saya akui saya sempat beberapa kali mengirim lukisan cat minyak dalam kondisi setengah basah. Saya tidak bangga melakukannya. Seharusnya lukisan cat minyak dikirim hanya saat sudah kering, tapi kenyataan di lapangan tidak selalu seperti itu. Bila untuk alasan apapun juga Anda terpaksa harus mengirim lukisan cat minyak dalam kondisi (setengah) basah, izinkan saya berbagi pengalaman supaya lukisan Anda terlindung dari kerusakan saat pengiriman. Triknya sebenarnya sederhana: lindungi lukisan supaya tidak tersentuh apapun juga. Ini akan membutuhkan konstruksi tertentu, terutama bila ukurannya lebih besar daripada 1 meter di setiap sisi. Ini akan saya terangkan kemudian, namun untuk memahami permasalahannya, mari kita bahas soal pengeringan terlebih dahulu.
Dalam dunia seni lukis cat minyak, yang disebut ‘pengeringan’ sejatinya adalah ‘pengerasan’. Pengeringan dan pengerasan adalah dua proses yang berbeda. Pengeringan terjadi karena evaporasi (penguapan). Mirip seperti baju basah yang dijemur, molekul airnya menguap ke udara lalu bajunya kering. Itu pengeringan. Di sisi lain, pengerasan terjadi karena oksidasi. Saat cat minyak basah bersentuhan dengan oksigen ia mengalami perubahan struktur kimiawi dan lama-kelamaan menjadi keras seperti lapisan plastik yang transparan dan elastis. Walaupun demikian, istilah yang akan kita gunakan selanjutnya tetap ‘pengeringan’, ya.
Tahap pengeringan dalam lukisan cat minyak terbagi empat: basah; setengah basah; kering sentuh; dan kering keras. Cat minyak yang kita beli dalam tube adalah pigmen serbuk yang dicampur pengikat—biasanya linseed oil—dan pencampur lain untuk memanipulasi karakternya. Saat oksidasi terjadi yang mengering terlebih dahulu adalah lapisan luarnya. Saat lapisan luar kering namun bagian dalamnya masih belum kering, ini disebut kering sentuh. Artinya: saat disentuh ia kering, tapi suhunya terasa dingin, di bawah suhu ruangan. Tempelkan bibir Anda ke permukaan cat tersebut, deh, Anda akan paham maksud saya. Selanjutnya, bila lapisan luar dan lapisan dalam sudah betul-betul kering, ini disebut kering keras. Ini adalah tahap pengeringan yang sempurna, bila disentuh ia kering dan suhunya sudah sama dengan suhu ruangan. Varnish bisa diaplikasikan bila lukisan sudah mencapai tahap kering keras. Sekarang, apabila Anda terpaksa harus mengirimkan karya dalam kondisi basah atau setengah basah, Anda bisa menggunakan konstruksi ini.
Pertama, gunakan dua kanvas yang sama besarnya. Bila kebetulan Anda harus mengirim lebih dari satu kanvas yang ukurannya sama, bagus, tapi kalau tidak, sebaiknya Anda sediakan kanvas yang ukurannya sama dengan lukisan basah Anda. Pelukis biasa bekerja di ukuran yang itu-itu saja dan biasanya di studio ada persediaan kanvas, atau minimal spanraam. Kanvas kedua inilah yang akan berfungsi sebagai pelindung karya Anda. Silakan lihat gambar di bawah ini.

Sebagai contoh, saya membuat model 3D dari kanvas ukuran 140x140cm yang biasa saya pakai untuk melukis. Anggap saja ini adalah kanvas yang catnya masih basah dan harus dikirim. Untuk melindunginya saya menyediakan satu kanvas yang ukurannya sama dan saya pasang berhadapan.

Dalam gambar ini, jarak antara kedua kanvas adalah 20cm. Sekedar cukup untuk menunjukkan dua buah kanvas yang sama besar berdiri berhadapan. Nah, selanjutnya kita harus mengunci kedua kanvas ini supaya mereka saling melindungi.

Nah, perhatikanlah bilah-bilah papan berwarna jingga di atas. Saya pernah pergunakan multipleks dengan ketebalan 18mm, tapi saya juga pernah menggunakan greyboard dengan ketebalan 6mm (3mm dilapis dua, dilem). Keduanya berfungsi dengan baik. Bilah-bilah itu dipaku ke spanraam. Jumlah bilah per sisi kanvas sebenarnya tidak perlu sebanyak itu, minimal Anda akan perlu dua bilah di setiap sisi. Tiga lebih oke, sih, tapi kalau empat, itu aman banget. Karena bilah dipaku di semua sisi, kedua kanvas akan saling memegang dengan kokoh. Di gambar ini jarak antar kanvas saya dekatkan menjadi 10cm, tapi Anda bisa mendekatkannya lagi sampai sekitar 5cm, supaya lebih aman dan hemat tempat, terutama bila Anda harus mengirimkan banyak lukisan sekaligus. Sesudah konstruksi seperti ini dibuat, bila perlu Anda bisa membungkus semuanya dengan plastik sehingga lukisan Anda yang masih basah akan terhindar dari debu dan kotoran kecil lainnya.
Saya paham bila Anda tidak mau memaku spanraam di sisi kiri dan kanannya karena kanvas Anda tidak dibingkai dan itu akan membuat kanvas terlihat cacat saat dipajang. Bila kasusnya seperti itu, pakukan kedua kanvas hanya di sisi atas dan sisi bawah saja, dengan begitu sisi kiri dan kanannya aman dari lubang. Kalau lukisan dipajang, sisi atas dan sisi bawah lukisan tidak akan dilihat orang, jadi dibiarkan juga tidak apa-apa. Namun untuk membuatnya kembali seperti semula, lubang-lubang bekas paku bisa Anda tutup dengan gesso atau modelling paste sehingga tidak terlalu kentara. Cara ini aman. Konstruksi bisa tetap kokoh walaupun bilah hanya ada di sisi atas dan bawah, asal di setiap bilah ada setidaknya dua buah paku sehingga setiap bilah akan mengunci, soalnya kalau pakunya hanya satu, dia bisa bergeser dan paku akan berfungsi seperti engsel.
Konstruksi seperti ini bisa digunakan di ukuran apa saja, tapi kalau kanvasnya berukuran kecil (di bawah 1 meter di setiap sisinya), mungkin Anda bisa membuatkan semacam peti dari kardus corrugated paper tebal (yang dua lapis). Itu cukup aman. Nah, semoga Anda tidak perlu sampai harus mengirim karya cat minyak dalam kondisi (setengah) basah karena risiko rusak menjadi besar, tapi bila untuk alasan apapun juga Anda terpaksa melakukannya, konstruksi ini sudah pernah saya coba dan terbukti cukup aman. 🙂