Bab II – Persiapan Melukis Cat Minyak

Untuk melukis cat minyak ada cukup banyak persiapan yang perlu dilakukan. Melukis menggunakan cat minyak memang ribet, tapi ribetnya hanya satu kali di awal saja. Bila semua sudah Anda persiapkan, proses melukis cat minyak akan berjalan dengan lancar dan mudah. Karena itu bacalah bab ini dengan teliti dan tuntas, lalu lakukanlah semua persiapan yang dibutuhkan.

II.1 – Sebelum Melukis

II.1.1 – Ventilasi

Melukis cat minyak harus dilakukan di ruangan dengan ventilasi yang baik, artinya: harus selalu ada pergantian udara saat melukis. Udara segar bisa masuk, dan udara yang mengandung bebauan kimia dari bahan-bahan melukis bisa keluar. Yang ideal adalah ruangan semi terbuka (seperti teras) atau ruangan dengan cross-ventilation, tapi bila ruangan Anda hanya memiliki satu jendela, bukalah jendela Anda supaya ada udara segar masuk. Bila udara dalam kamar terasa sumpek, Anda bisa gunakan kipas angin untuk menggerakkan udara stagnan. Arahkan kipas angin ke luar jendela/pintu, dengan begitu udara di dalam ruangan akan tersedot keluar, dan udara segar bisa masuk. Dalam ruangan tertutup, exhaust fan yang mengarah ke luar dinding/langit-langit adalah ideal. Intinya: jangan sampai Anda menghirup bebauan kimia yang kuat dalam jangka waktu lama di dalam ruangan karena itu berbahaya bagi kesehatan Anda.

II.1.2Solvent (Pelarut)

Dalam melukis cat minyak yang memiliki bau kuat adalah pelarut. Pelarut saya bedakan menjadi dua, yakni: pelarut untuk melukis dan pelarut untuk mencuci kuas. Pelarut untuk melukis, menurut tradisi seni lukis klasik Eropa, adalah terpentin yang berasal dari getah pohon pinus tertentu. Terpentin adalah pelarut yang kuat, baunya juga kuat. Bagi Anda yang kurang cocok dengan baunya yang kuat, alternatifnya adalah sansodor. Baunya lebih samar, tapi kekuatan pelarutannya juga tidak setinggi terpentin.

Distilled turpentine, dihasilkan dari getah pohon pinus jenis tertentu melalui proses penyulingan, menghasilkan larutan bening yang bersih, memiliki kekuatan pelarutan tinggi, dan bau yang kuat. Alternatifnya adalah Sansodor. ‘Sans-odor’ (Bahasa Perancis, artinya ‘odorless’/’tanpa bau’) termasuk ‘odorless mineral spirit’. Diekstrak dari minyak bumi, sama seperti white spirit, tapi kandungan toksik yang berbau tajam dikurangi sampai hanya tersisa 2%. Dengan begitu baunya tidak tajam, tapi kekuatan pelarutannya juga tidak sekuat terpentin/white spirit. Dua jenis pelarut ini disarankan untuk melukis saja, jangan dipakai untuk mencuci kuas.
Dua larutan ini cocok untuk mencuci kuas. Pertama ada ‘white spirit‘ (istilah di Inggris dan Irlandia, di Amerika Serikat disebut ‘mineral spirit’, di Australia dan New Zealand disebut ‘mineral turpentine’). White spirit dibuat dari minyak bumi, dia semacam minyak tanah kelas satu. Kekuatan pelarutannya tinggi dan baunya tajam. Sementara brush cleaner bukan jenis pelarut, ia adalah larutan deterjen yang diciptakan khusus untuk membersihkan kuas sehabis melukis, termasuk kuas yang sudah telanjur mengering karena lupa dicuci. Masukkan kuas Anda ke dalam kontainer lalu rendam semalaman dalam larutan brush cleaner untuk merontokkan sisa cat. Larutan ini tidak berbau tajam, baunya seperti sabun cuci. Lebih optimal kalau penggunaannya digabungkan. White spirit digunakan untuk mencuci kuas saat melukis, brush cleaner digunakan untuk mencuci kuas setelah sesi melukis selesai.

II.1.3 – Cahaya

Hindari cahaya kuat yang muncul dari belakang kanvas, terutama bila Anda bekerja dengan kanvas katun yang berwarna terang dan lebih tembus cahaya dibandingkan kanvas linen. Cahaya seharusnya datang dari depan kanvas, bukan dari belakang. Bila Anda kidal, cahaya sebaiknya datang dari sisi kanan posisi duduk Anda. Sebaliknya, bila Anda kinan, cahaya sebaiknya datang dari sisi kiri. Itu akan membuat bayangan tangan dan kuas Anda tidak akan menutupi spot yang sedang Anda lukis.

Bila di sisi kiri atau kanan Anda ada jendela, itu bagus karena cahaya matahari bisa menerangi proses melukis Anda di siang hari. Melukis di malam hari dengan bantuan cahaya lampu sebenarnya bukan masalah, tapi representasi warna tidak akan akurat. Melukis gelap-terang atau warna hangat-warna dingin masih bisa dikerjakan dengan bantuan lampu, tapi bila sudah menggunakan warna full spectrum, sebaiknya melukislah di siang hari dengan bantuan cahaya matahari.

Bila Anda harus bekerja menggunakan lampu, gunakanlah lampu berwarna putih terang dengan suhu sekitar 6500oK, dengan tingkat keterangan tinggi, sekitar 4500 lumens. Lampu macam ini tetap tidak akan mampu menandingi akurasi representasi warna dari sinar matahari, tapi bila Anda gunakan untuk melukis gelap-terang, juga warna hangat-warna dingin, itu sudah cukup. Hindari melukis di ruangan dengan cahaya temaram karena penilaian gelap-terang Anda akan keliru. Lampu kuning memang lebih nyaman di mata, tapi ia akan membuat semua warna jadi lebih hangat sekaligus mengacaukan penilaian gelap-terang. Lampu putih lebih mendekati cahaya matahari dan itu lebih disarankan.

II.1.4 – Easel

Saya tidak mewajibkan penggunaan easel untuk melukis, tapi bila Anda memakainya, proses melukis akan jadi lebih mudah, terutama saat Anda bekerja di kanvas ukuran 40×60 cm. Kanvas dengan ukuran tersebut enak untuk dikerjakan di atas meja. Bila Anda menggunakan easel, eye level Anda akan berada kira-kira di tengah kanvas dan itu adalah posisi yang nyaman bagi mata dan tangan Anda saat bekerja.

II.1.5 – Meja dan Kursi

Pelukis biasanya berdiri saat live painting. Posisi berdiri memungkinkan pelukis bebas bergerak saat melakukan observasi saat melihat model. Namun kursus ini menggunakan foto acuan, bukan live model, karena itu akan lebih enak dilakukan sambil duduk dengan semua alat dan bahan melukis ditaruh di atas meja. Meja dan kursi belajar biasa sudah cukup untuk kebutuhan Anda. Bila Anda menggunakan kursi ergonomis, itu lebih bagus. Kursi macam itu mampu menopang lumbar Anda dengan baik. Namun bila Anda lebih suka berdiri, bukan masalah. Dicari saja posisi yang paling enak. 😊

II.1.6 – Tisu Wajah & Tempat Sampah

Walaupun kurang ramah lingkungan, tisu wajah adalah lap terbaik untuk melukis cat minyak. Setiap melukis Anda akan selalu menggunakan tisu wajah untuk macam-macam hal: membersihkan cat dari kuas, mengeringkan kuas sesudah dicuci, membuat koreksi di kanvas, mengelap cat yang berceceran, dsb. Saya biasa membeli tisu wajah dalam jumlah banyak dan selalu menyediakan setumpuk besar tisu di meja melukis saya. Saya juga menaruh tempat sampah di meja. Saat melukis, selalu ada banyak tisu yang dipakai dan harus segera dibuang ke tempat sampah. Tempat sampah yang bertutup lebih baik karena akan membuat bau pelarut tidak menyebar keluar.

II.1.7 – Komputer & Printer

Untuk menjiplak, foto acuan harus dicetak dalam ukuran kertas A4. Anda akan membutuhkan komputer desktop/laptop, juga inkjet/laserjet printer. Kertas yang perlu Anda gunakan untuk mencetak foto acuan cukup memakai HVS 80 gsm warna putih biasa. Hasil print Anda tidak perlu sangat bagus, yang penting hasilnya cukup jelas untuk dilihat. Dengan begitu Anda tidak perlu pakai printer yang canggih, dan foto acuan dalam kursus ini sudah diatur supaya tidak gelap dan jelas, mudah dilihat.

II.1.8 – Alas Potong, Pisau Cutter, Penggaris

Bila Anda ingin menjiplak foto acuan untuk memenuhi keseluruhan kanvas berukuran 40×60 cm, Anda akan butuh 6 lembar print-out ukuran A4. Print-out tersebut harus Anda potong sampai ukurannya sesuai saat dirangkai, dan untuk itu Anda akan membutuhkan alas potong, pisau cutter, dan penggaris.

II.1.9 – Pensil & Ballpoint

Anda akan butuh pensil grafit ukuran 8B untuk mengarsir print-out foto acuan Anda, dan sebuah ballpoint (disarankan berwarna biru/merah supaya jejaknya mudah terlihat) untuk menjiplak foto acuan ke kanvas. Bila Anda kurang terbiasa dengan cara menjiplak dengan sistem karbon dan lebih suka menggunakan sistem grid, bukan masalah, tapi hitung sendiri, ya. 😆

II.2 – Saat Melukis

II.2.1 – Foto Acuan

Anda akan selalu melihat foto acuan saat melukis. Disarankan untuk melihat foto acuan dari layar, bukan dari hasil print-out. Hasil print-out seringkali warnanya kurang akurat dan hasilnya terlalu gelap. Anda bisa melihat foto acuan dari layar smartphone, tablet, layar monitor laptop/komputer desktop Anda. Walaupun akurasi warnanya belum tentu akurat karena setiap layar berbeda-beda karakteristiknya, tapi setidaknya tingkat kecerahan layar biasanya cukup, tidak terlalu gelap. Bila perlu Anda bisa beli lazypod yang dipasang di meja dan bisa memegang layar smartphone/tablet Anda supaya bisa ditaruh di posisi yang enak terhadap mata.

II.2.2 – Menjiplak Foto

Menjiplak foto ke atas kanvas tidak sulit. Ini penjelasannya langkah-demi-langkah:

Pertama, print dulu foto acuan di atas kertas HVS. Yang ini ukurannya A4.
Arsir seluruh bagian gambar di balik print out dengan pensil grafit 8B. Jangan ada bagian gambar yang terlewat, semua harus kena arsir.
Lalu tempelkan foto acuan di atas kanvas, kunci dengan selotip, lalu jiplak dengan ballpoint. Lihat jejak ballpoint berwarna biru itu. Kertas ini jangan dibuang, karena bisa dijadikan petunjuk.
Ini adalah hasil jiplakannya. Serbuk grafit jadi menempel ke kanvas karena ditekan ballpoint. Pada bagian tertentu, garis-garis jiplakan ini bisa membingungkan karena rumit. Kalau Anda bingung, cek di foto acuan bergaris biru tadi sebagai petunjuk.

II.2.3 – Imprimatura

Imprimatura adalah istilah seni lukis Italia yang artinya ‘lapisan cat pertama’, atau ‘cat dasar’. Imprimatura memiliki dua fungsi.

Pertama adalah fungsi konservasi. Lapisan cat dasar yang tipis di awal akan memberikan pondasi yang bagus untuk lapisan-lapisan berikutnya, dengan begitu adhesi (gaya tarik-menarik antarmolekul yang tidak sejenis) menjadi lebih kuat.

Kedua, imprimatura akan membuat kanvas yang semula putih cemerlang menjadi kecoklatan. Kita bisa menggunakan macam-macam warna untuk imprimatura, tapi warna coklat burnt umber adalah yang paling umum. Kanvas yang putih cemerlang bisa menipu mata, sering terjadi pada para pemula. Kita bisa mengira cat yang kita ulaskan terlalu gelap, padahal tidak, kanvasnya saja yang terlalu terang. Imprimatura akan membuat penilaian gelap-terang mata kita menjadi lebih obyektif. Dalam teknik seni lukis klasik imprimatura wajib dilakukan.

Kita akan membuat imprimatura menggunakan cat minyak burnt umber yang diencerkan dengan terpentin. Hati-hati, proses ini bau. Anda bisa menggunakan sansodor untuk mengurangi baunya, atau bila Anda tidak ingin berurusan dengan bau sama sekali, Anda bisa menggunakan cat akrilik asal campurannya sangat encer.

Yang pasti, saat membuat imprimatura kita tidak ingin hasil jiplakan kita menjadi samar apalagi hilang karena gesekan kuas. Cara melindungi garis jiplakan ada dua. Pertama, bila imprimatura kita tipis dan warnanya cukup terang sehingga garis jiplakan masih terlihat: semprot garis pensil dengan fixative. Kedua, bila imprimatura cukup gelap, tebalkan garisnya dengan cat minyak/akrilik. Saya memilih cara kedua karena imprimatura saya nanti akan agak gelap.

Garis pensil yang sudah ditebalkan dengan cat minyak burnt umber + artists’ painting medium menggunakan kuas round ukuran kecil.

Selanjutnya saya membuat imprimatura dengan cat minyak burnt umber dicampur terpentin di atas canvas paper Canson Figueras 290 gsm. Prosesnya seperti ini:

Dan hasilnya seperti ini:

Imprimatura tidak perlu dibuat dengan rapi. Justru kalau sapuan kuasnya ekspresif nanti hasilnya bagus soalnya kontras dengan obyek yang dilukis. Lapisan tipis inilah yang memberi pondasi bagi lapisan-lapisan berikutnya. Lapisan ini akan kering dalam waktu satu jam dan baunya pun akan makin samar lalu hilang, menguap ke udara.

II.2.4 – Drying Oil & Prinsip Fat Over Lean

Di KMD004 saya menyarankan Anda menggunakan refined linsed oil atau artists’ painting medium. Linseed oil adalah yellowing medium, artists’ painting medium adalah non-yellowing medium. Namun keduanya sama-sama slow-drying, butuh waktu setidaknya 6 jam sampai cat mulai lengket. Ini memungkinkan Anda untuk melakukan blending dengan leluasa dan tidak dikejar waktu.

Refined linseed oil bisa dicampur dengan medium lain untuk memperlambat pengeringan. Bila Anda menggunakan Liquin yang cepat kering lalu cat mulai lengket, gunakan sedikit linseed oil untuk membuat flow kembali normal. Linseed mengencerkan cat tanpa merusak ikatan pigmen, membuat cat menjadi transparan dan hasilnya glossy. Artists’ painting medium cocok untuk melukis rinci, glazing, dan blending dengan hasil glossy. Membuat cat lebih encer, meningkatkan flow, bisa digunakan untuk oiling out (menyegarkan lapisan cat yang mulai kusam).

Bila perlu Anda bisa gunakan botol kaca bertutup aluminium untuk drying oil Anda, terutama bila Anda membeli dalam jumlah banyak (>250 ml). Saat melukis, tidak apa tutupnya terbuka, tapi saat jeda, tutuplah untuk mengurangi oksidasi. Jangan sampai lupa menutup sampai semalaman, ya, nanti mediumnya mengental. Anda boleh menggunakan linseed oil, tapi yang saya gunakan untuk semua instruksi di KMD004 adalah artists’ painting medium.

Dalam seni lukis cat minyak, ada sebuah prinsip yang disebut ‘fat over lean’. Prinsip ini mengharuskan lapisan cat di bagian bawah mengandung lebih banyak pelarut seperti terpentin/sansodor (lean), dan lapisan-lapisan berikutnya mengandung lebih banyak minyak seperti linseed oil/artists’ painting medium (fat).

Seberapa berminyak sebuah campuran medium pada akhirnya menentukan kecepatan pengeringannya. Makin berminyak suatu campuran, keringnya makin lama. Dalam teknik melukis wet-on-dry, lapisan bawah harus lebih cepat kering daripada lapisan di atasnya. Ini adalah prinsip konservasi, bila aturan ini dilanggar, lukisan bisa mengalami peretakan di permukaan catnya.

Oplosan terpentin dan artists’ painting medium mengikuti prinsip fat over lean. Makin kecil nomornya, makin banyak terpentinnya. Makin besar nomornya, makin banyak artists’ painting mediumnya. Warna larutan pun terlihat bernuansa dari bening ke kuning.

Teknik seni lukis klasik mensyaratkan setidaknya ada empat lapis cat dalam sebuah lukisan. Berturut-turut dari bawah ke atas lapisan-lapisan itu adalah: imprimatura, umber layer, dead layer, dan color layer. Dengan begitu, proporsi larutan medium bisa kita atur sebagai berikut:

  1. Imprimatura (100% terpentin)
  2. Umber layer (2 bagian terpentin + 1 bagian artists’ painting medium)
  3. Dead layer (2 bagian artists’ painting medium + 1 bagian terpentin)
  4. Color layer (100% artists’ painting medium)

Karena Anda pasti harus mengoplos, ada baiknya Anda membeli pipet. Pipet ini bisa terbuat dari plastik, bisa juga terbuat dari kaca. Keduanya murah meriah, bisa dibeli di toko alat kesehatan baik luring maupun daring. Pipet ini akan berguna untuk mengoplos medium Anda dengan rapi dan akurat, tidak berceceran ke mana-mana.

II.2.5 – Value, Dead Layer, dan Value Strip

‘Value’ bermakna harfiah ‘gelap-terang’. Dalam terminologi seni lukis klasik Italia, aspek ini disebut ‘chiaroscuro’ (dibaca: ‘kiaros-kuro’), yakni sebuah seni menerapkan gelap-terang pada gambar dan lukisan. Pada umber layer dan dead layer Anda akan berurusan dengan gelap-terang, namun khusus untuk dead layer Anda perlu membuat sebuah campuran khusus. Ini adalah campuran monokromatis yang dibuat bertahap dari gelap ke terang untuk memudahkan pekerjaan Anda menerjemahkan gelap-terang dari foto acuan.

Di sini saya membuat campuran lima tahap gelap-terang, dari mulai yang paling gelap sampai yang terang. Campuran monokromatis lima tahap ini dibuat menggunakan cat minyak warna: titanium white, lamp black, dan burnt umber. Sebetulnya hanya dengan warna putih dan hitam saja kita sudah bisa membuat susunan warna yang dimaksud, tapi putih dan hitam adalah warna-warna dingin. Saya ingin memberi sedikit warna hangat, karena itu dalam campuran ini saya menambahkan burnt umber. Dengan burnt umber campuran warna saya jadi lebih kelihatan hangat dan matang.

Setelah kelima campuran tersebut jadi, saya membungkus setiap campuran dengan plastik cling-wrap. Cat minyak mengeras karena oksidasi jadi bila kita bisa menghindarkannya dari sentuhan udara, ia akan tetap basah dan segar.

Saya sudah coba bermacam-macam cara, plastik cling-wrap adalah cara murah-meriah untuk melindungi campuran cat kita supaya tetap tetap basah dan segar seperti disimpan di tube. Cara lain adalah dengan menggunakan mesin vacuum dan sealer.

Tekan-tekan campuran cat Anda supaya tidak ada udara terjebak di dalam plastik cling-wrap lalu masukkan ke dalam plastik zip dan diberi tanggal. Campuran cat yang sudah dibungkus plastik zip seperti ini bisa disimpan sampai bertahun-tahun.

Selanjutnya saya mengambil sedikit warna dari setiap campuran lalu membuat value strip seperti ini.

Value strip ini dibuat di atas canvas paper Canson Figueras. Nomornya dari kiri ke kanan berturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. Sesuai dengan nomor campuran warna saya tadi. Value strip ini akan berfungsi sebagai patokan gelap-terang ketika akan melukis sambil melihat foto acuan. Melukis gelap-terang bagi pemula adalah urusan yang memusingkan. Mata sih tahu bahwa “di situ gelap-terangnya sekian”, tapi tangan yang mencampur cat sering sulit untuk menemukan campuran yang tepat. Di sinilah value strip akan membantu.

Saat melihat daerah tertentu yang meragukan, dekatkan value strip dengan foto acuan, jauhkan kepala Anda, lalu picingkan kedua mata Anda. Coba, daerah yang sedang Anda observasi itu lebih dekat value nomor berapa? Tidak perlu tepat, dikira-kira saja dekatnya ke mana. Yang penting Anda bisa tahu, misalnya, dekat dengan value nomor 3, yang ada di tengah. Oke, kalau begitu gunakanlah campuran cat nomor 3.

Namun bisa jadi daerah itu tidak tepat sama dengan nomor 3. Ia lebih terang sedikit, misalnya. Oke, ambil campuran nomor 3, lalu tambah dengan sedikit campuran nomor 4. Campur dulu di palet warna dalam jumlah sedikit, lalu lihat, sudah tepat belum? Paham, kan? Pokoknya temukan dulu blok besarnya, sesudah itu lakukan modifikasi sedikit: mau lebih terang atau lebih gelap? Value strip ini adalah alat yang tepat untuk membantu Anda memecahkan kerumitan gelap-terang. Begitu

II.2.6 – Mencuci Kuas Saat Melukis

White spirit yang digunakan untuk mencuci kuas dan palet harus ditempatkan di dalam botol yang bisa ditutup rapat. Botol seperti ini banyak dijual di toko online dan harganya murah. Saya biasa menempatkan sabut stainless steel untuk mencuci piring di dalam botol, lalu mengisinya dengan white spirit. Saat mencuci kuas, sabut stainless steel akan membantu membersihkan kuas, persis seperti keset saat kita membersihkan sepatu.

Botol kaca bertutup aluminium, cukup kedap untuk menampung white spirit sehingga tidak ada bau yang keluar saat ditutup. Botol kaca diisi larutan white spirit dan sabut stainless steel untuk mencuci piring. Botol sebelah kanan berisi larutan yang sudah berbulan-bulan dipakai mencuci kuas. Partikel pigmen terlihat menumpuk di bagian bawah botol. Kalau sudah kotor begini, larutan harus diganti yang baru karena baunya bertambah kuat dan bila dipakai membersihkan kuas, hasilnya kurang bersih.

Lap dulu kuas Anda sebersih mungkin dengan tisu, baru bersihkan dengan white spirit di dalam botol. Lap kuas Anda untuk membersihkan sisa cat dan larutan white spirit. Bila masih terlihat noda, ulangi prosesnya sampai bersih. Begitu selesai, segera tutup botol pencuci kuas Anda sehingga bau white spirit tidak tersebar ke mana-mana.

II.2.7 – Membuat Koreksi Saat Melukis

Membuat koreksi saat melukis mudah saja, lipatlah tisu wajah menjadi bentuk segitiga lalu hapus bagian yang perlu Anda koreksi. Ujung segitiga yang tajam mampu menghapus bagian-bagian kecil pada rinci. Hindari menggosok kanvas dengan tisu wajah karena setelah jenuh cat, serat kertas pada tisu akan tercabut lalu tergulung, menghasilkan tebaran serat-serat tisu yang bentuknya seperti bekas penghapus. Hapus sekadarnya saja, lalu ganti dengan bagian tisu yang masih bersih. Bila Anda perlu menggosok, lakukan dengan perlahan supaya serat kertas tisu tidak buyar.

Bila cat sudah mulai lengket, jangan lagi sentuh lukisan. Biarkan lukisan kering lebih dulu, baru bisa dilukis kembali. Cat minyak bisa dibuat tipis sehingga transparan, tapi bisa juga dibuat opaque (tebal dan menutup lapisan di bawahnya). Jadi kalau ada kesalahan dan cat sudah telanjur lengket/kering, tidak apa-apa. Bisa ditutup dengan lapisan berikutnya.

II.3 – Setelah Melukis

II.3.1 – Menyimpan Sisa Cat Minyak

Seringkali cat masih tersisa seusai melukis di hari itu. Cat tertentu yang cepat kering, misalnya burnt umber, bila dibiarkan terpapar udara sampai keesokan harinya, akan mulai memiliki selapis bagian kering di permukaan terluarnya, seperti kulit. Bagian “kulit” ini akan mengganggu proses melukis karena ia akan menjadi gumpalan yang bercampur dengan cat di bagian dalamnya yang masih basah. Karena itu sisa cat minyak yang masih bisa kita pergunakan di sesi melukis esok hari harus dilindungi dari oksidasi.

Gunakan cling-wrap (disebut juga ‘food wrap’, plastik tipis-elastis yang biasa dipakai membungkus makanan) untuk menutup palet warna Anda. Cling-wrap sangat elastis, dengan begitu kita menekan permukaan palet dan cat sehingga oksigen yang tersisa di dalam plastik menjadi sangat minimal. Selapis plastik ini juga akan menghindarkan cat minyak dari oksidasi, dengan begitu untuk satu-dua hari ke depan, cat minyak akan tetap basah dan segar. Bila cat minyak yang Anda simpan sudah mulai “berkulit”, buang kulitnya dan gunakan cat yang masih segar di dalam, tapi bila sudah terlalu parah, buang saja semuanya lalu ganti yang baru.

Karena itu, supaya tidak terbuang percuma, setiap kali melukis, keluarkan cat sedikit saja dari tubenya. Jangan banyak-banyak. Kita akan melukis dengan cara yang super-tipis, tidak butuh cat banyak-banyak.

II.3.2 – Mencuci Kuas Seusai Melukis

Saat melukis kita mencuci kuas dengan membersihkannya di botol white spirit. Setelah sesi melukis selesai dan kuas sudah dibersihkan di botol white spirit, sebaiknya kuas dicuci dengan sabun cair dan air hangat. Jenis sabun yang bisa digunakan untuk membersihkan kuas ini macam-macam. Ada jenis khusus yang dijual di toko art material, tapi Anda tidak perlu beli yang mahal. Pakai sabun cair pencuci piring/tangan juga bisa karena prinsipnya sabun meluruhkan lemak dan air hangat akan membantu peluruhan tersebut.

Mencuci kuas dengan sabun adalah langkah yang penting bila kita ingin kuas kita bulunya tetap halus dan lentur. Makin besar ukuran kuas kita, makin penting langkah ini untuk perawatan. Karena itu sabun cair adalah bahan yang harus ada di studio melukis kita, itu juga bisa dipakai untuk mencuci tangan kalau kena cat. Setelah dicuci dengan sabun, keringkan secukupnya dengan tisu. Bila kuas yang Anda gunakan adalah kuas jenis pure sable dari bulu binatang asli yang mahal harganya, gunakan petroleum jelly (seperti Vaseline) untuk membentuk bulunya supaya tetap runcing dan tidak megar.

II.3.3 – Serangga

Bila kita melukis dengan cat tipis di atas kanvas berukuran kecil, sih, biasanya tidak masalah. Masalah dengan serangga biasa terjadi saat kita melukis sedikit tebal di kanvas ukuran besar, termasuk juga saat melapisi kanvas dengan varnish. Serangga-serangga kecil dari berbagai jenis bisa menempel ke permukaan cat. Bila itu terjadi dan masih mungkin diperbaiki, buanglah serangganya dan touch-up lukisan Anda. Bila cat sudah mulai lengket, lebih baik biarkan saja dan sapu serangganya saat cat sudah mengering. Serangga biasanya tertarik dengan cahaya lampu, jadi lukisan yang sedang dikeringkan sebaiknya ditaruh di ruangan yang gelap saat malam hari.

II.3.4 – Pengeringan Lukisan

Selama ada udara mengalir, tidak disentuh baik oleh tangan, serangga, maupun kucing atau anjing, lukisan bisa dibiarkan kering dengan sendirinya di atas meja, di atas easel, atau dalam posisi terpajang di dinding di studio melukis Anda. Teknik melukis kita sangat tipis, dan dengan cuaca sepanas ini biasanya dalam waktu 24 jam lukisan sudah kering sentuh, bisa diteruskan keesokan harinya.

***

Demikianlah persiapan melukis cat minyak perlu Anda lakukan. Kelak ketika KMD004 sudah selesai dan Anda ingin melukis sendiri, persiapan ini sudah cukup sehingga Anda akan mampu melukis secara mandiri. 😊