Teman-teman yang baik. Waktu saya di Bandung sudah tinggal sehari lagi dan besok saya akan segera pulang ke Ungaran. Saya sudah amat rindu pada anak istri yang saya tinggalkan lebih dari dua minggu lamanya (biasanya tidak pernah lebih dari seminggu). Proyek yang saya lakukan di Bandung untuk rencana pameran tunggal saya berjalan dengan baik, dibantu oleh kurator dan tiga orang pemeran yang bekerja dengan baik sekali, di luar harapan saya. Saya sudah sempat ikut reuni SMA angkatan saya dan merasa muda kembali untuk satu hari. Saya juga sudah pergi ke Jakarta untuk mengadakan pertemuan penting dengan pemilik galeri tempat saya akan berpameran kelak, dan keputusannya adalah: pameran diundur dari awal Desember 2014 menjadi awal Maret 2015, sesudah Hari Raya Imlek.
Saya bertemu banyak teman, lama dan baru. Saya bisa kangen-kangenan dengan keluarga batih saya, bertemu dengan semua adik saya. Saya makan-makan di banyak restoran dan sempat menonton pameran seni rupa yang menarik. Saya menemukan banyak pengalaman baru dan satu hal menjadi perhatian saya. Walaupun saya senang menulis, kali ini saya merasa saya sedang “amat mengalir” saat menulis. Gagasan mengalir dengan lancar dan banyak. Rujukan dari sana-sini bisa saya taut-tautkan dengan mudah dan prosesnya menyenangkan sekali. Saya pernah mengalami hal ini antara tahun 1994-1997 saat saya masih mahasiswa. Dulu saya sempat keranjingan menulis dengan mesin tik. Setiap pulang dari kampus saya selalu menulis. Hasilnya ada satu dus besar, yang selesai kurang dari 1% dan karyanya tidak pernah dipublikasikan. Sekarang lumayan, ada peningkatan, tulisan saya yang selesai mencapai 50% dan saya berencana untuk mempublikasikan. Bila mungkin, saya ingin menjadikan pekerjaan penulisan cerita fiksi sebagai karir kedua saya. Saya tidak mau jadi dosen, jadi dosen itu stress. Saya takut saya kena hukum karma, bila bertemu dengan mahasiswa yang seperti saya dulu dan saya tidak suka dengan politiknya. Saya mau jadi penulis aja, bila perlu dikerucutkan menjadi: penulis dongeng Nusantara untuk anak-anak Indonesia. Saya bisa membuat ilustrasinya sendiri.
Maka, proses penulisan naskah berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Proses menafsirkan, mendiskusikan, memainkan dan menyutradarai sebuah pentas teater di studio foto, termasuk mendokumentasi semuanya, juga merupakan hal baru bagi saya. Saya senang sekali. Sekarang tinggal melukis dan berkarya di Ungaran. Saya harap semua bisa berjalan lancar dan sama menyenangkannya dengan melukis. Saya ingin mengalami flow yang sama dengan menulis, saat saya bekerja di depan kanvas-kanvas yang sudah menunggu di studio saya. Saya ingin membuat karya yang indah dan tenggelam dalam prosesnya, keasyikan sampai lupa waktu.
Tapi yang paling saya tunggu-tunggu adalah pertemuan saya kembali dengan anak dan istri saya. Saya sungguh merindukan mereka. Saya rindu mengobrol ngalor-ngidul bersama istri saya, memasak bersama, dan bermain dengan anak kami, Cakrawala. Maka bagi Anda yang masih tetap setia mengunjungi blog ini, saya ucapkan salam dan saya harap Anda pun merasakan kerinduan dan kehangatan yang saya rasakan, dengan siapapun, atau apapun, juga yang Anda cintai. Kita akan bertemu lagi di tulisan berikutnya. Semoga Tuhan dan semesta memberkati Anda dan bagi Anda yang menjalankan, saya ucapkan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. 🙂