Sandro Botticelli (c. 1445-1510) punya banyak penggemar sejak zaman dulu sampai sekarang. Karyanya yang terkenal, “Kelahiran Venus” dan “Musim Semi” sangatlah ikonik dan menjadi ukuran keindahan sebuah karya lukisan di awal Renaissance. Saya kebetulan menemukan sebuah foto karya resolusi tinggi di Wikipedia, cukup tinggi sehingga kita bisa melihat rinci sapuan kuasnya. Silakan klik gambar di atas untuk membuka dokumen dengan ukuran sebenarnya (9Mb, 4001 x 6026 pixel) dan nikmatilah rinci karyanya.
Karya ini berjudul “Potret Seorang Gadis”, sebenarnya adalah sebuah idealisasi dari model sungguhan, seorang puan bernama Simonetta Vespucci yang digambarkan sebagai seorang nymph (semacam peri). Karya ini dikerjakan dengan menggunakan tempera telur di atas panel, sebuah teknik yang lazim dilakukan pada masa itu. Botticelli terkenal dengan kehalusan sapuan kuasnya baik pada wajah maupun tubuh di karya-karyanya, terutama wajah dan tubuh perempuan. Bila Anda tertarik dengan realisme secara umum namun belum punya keterampilan yang cukup untuk membuatnya, mungkin Anda berpikir bahwa karya ini dikerjakan dengan kemampuan adimanusia. Namun sebenarnya tidak, karya ini mungkin dibuat oleh Anda. Silakan lihat rincinya dan perhatikan bagaimana Botticelli mengontrol kuas dan catnya.
Karya ini berukuran 82 x 54 cm, cukup besar untuk ukuran lukisan yang dibuat serinci ini. Bila kita memperhatikan secara keseluruhan, karya ini terlihat datar. Walaupun latar belakangnya dibuat gelap, Botticelli tidak secara khusus mengatur gelap-terangnya sedemikian rupa sehingga sang Peri terlihat lebih bervolume. Perhatikan bagian rambut belakang yang ia pergelap sedikit sehingga memang terlihat berada di belakang rambut bagian depan, namun kedua bidang rambut tersebut tetap terlihat datar. Dengan begitu Botticelli tidak menerapkan cahaya secara optis dalam karya ini, kasus cahaya dalam karya ini lebih disederhanakan. Bandingkan dengan karya Jan van Eyck di bawah ini.
“Margaret van Eyk”, judul lukisan ini, menggambarkan figur istri sang Pelukis. Lukisan cat minyak di atas panel kayu ini dicipta van Eyck pada tahun 1439. Karya Botticelli dibuat sekitar tahun 1480. Walaupun sama-sama halus, karya Botticelli terasa jauh lebih datar dibandingkan karya van Eyck karena van Eyck menerapkan kasus cahaya secara realistis, mengikuti hukum optik. Kedataran, dalam sejarah seni rupa Barat, adalah sebuah konsep modern. Saya sendiri tidak tahu, dari mana kedataran ini muncul dalam karya-karya Botticelli. Barangkali Boticelli tertarik dengan kedataran yang mendominasi seni rupa Byzantium yang memang tidak mengacu pada realisme.
Karya Botticelli jelas dikerjakan secara tipis dan berlapis-lapis, dari gelap ke terang. Tipis dan berlapis-lapis adalah kunci kemulusan karya Botticelli. Bila Anda bekerja dengan cat akrilik, misalnya, cat tipis yang diulaskan pertama kali di atas kanvas akan terlihat jelek. Tidak rata bahkan tidak bisa menempel dengan baik di atas kanvas (kecuali menggunakan acrylic glazing medium). Namun setelah dua-tiga kali lapis, cat Anda akan terlihat mulus dan rata. Bila Anda menginginkan hasil yang rata dan mulus, campur cat Anda dengan tipis dan ulaskan secara berlapis-lapis. Dengan melakukan hal itu, struktur lukisan Anda juga baik karena ikatan mekanis pada pigmen terjadi di banyak lapisan alih-alih hanya satu lapisan saja (yang tebal dan berat seperti dalam kasus impasto, aplikasi cat tebal). Menerapkan lapisan secara tipis dan berlapis juga memudahkan handling karena proses melukis dilakukan secara bertahap. Melukis yang sulit adalah teknik alla prima (at one attempt, lukisan jadi dalam sekali duduk), kalau tipis dan berlapis, itu jauh lebih mudah. Jadi bayangan dibuat sedikit-sedikit, sesudah lapisan di bawah kering. Ini teknik wet on dry, maka rona kemerahan pada pipi Signora Vespucci pun sudah jelas dilakukan terakhir kali. Anda bisa membayangkan prosesnya, bukan?
Lain dari itu, karya ini dibuat dengan sangat rinci. Bagi Anda yang tidak suka dengan rinci, mengerjakan rinci pada lukisan dengan kuas runcing panjang tentu adalah siksaan. Namun sebaliknya, bila Anda menyukai rinci, mengerjakan rinci adalah pekerjaan yang mengasyikkan. Perhatikan rinci pada baju Signora Vespucci. Bila Anda melihat pola brokat pada bajunya dari jauh, Anda akan melihat pola itu dibuat dengan sangat rapi, tapi sebenarnya tidak juga. Bila Anda perhatikan rincinya, sebenarnya sih tidak rapi-rapi amat, tapi ukurannya kecil. Tidak rapi tapi kecil, bila dilihat dari jauh, pasti akan terlihat rapi juga. Lihat juga bagian permata di rambut, bila dilihat rincinya, ya, rapi sih, tapi tidak rapi sekali seperti hasil cetakan foto. Tidak mekanis, begitu. Tapi kalau dilihat dari jauh, kelihatannya rapi sekali. Rinci seperti ini bisa dikerjakan dengan kuas jenis rigger yang runcing dan tipis-panjang.
Nah, sudah. Cuma dua hal itu yang membuat lukisan Botticelli ini mungkin kita lakukan. Namun tentu kita harus suka dulu dengan gaya melukis yang rapi dan perlahan. Kalau Anda adalah jenis pelukis yang ekspresif, ini bukan gaya Anda. Jangan bikin yang ginian, lah, nanti bisa gila. 😛
Makin ke sini, saya semakin suka dengan gaya halus dalam lukisan klasik. Suka karena sedikit demi sedikit saya mulai paham cara membuatnya. Sapuan kuas saya masih tetap kasar, tapi ukuran kuasnya mengecil, dengan begitu dari jauh kelihatannya cukup rapi juga. Sekian sedikit ulasan tentang karya Botticelli yang halus dan rapi ini. Intinya: bila Anda mau, Anda pasti bisa membuat lukisan seperti ini. Asal suka aja dengan gaya halus, tekniknya bisa dikejar dan sebaiknya Anda mengerjakannya dengan santai dan fokus. Karena formatnya yang meninggi, Anda bisa simpan karya ini sebagai wallpaper di gawai Anda. Silakan lihat karya-karya Botticelli yang lain, yang jauh lebih rumit daripada karya ini. Anda bisa melihat bahwa serumit apapun, Botticelli tetap mempertahankan kedataran dalam karya-karyanya. Itulah yang membuat karyanya terlihat unik, khas Sandro Botticelli.
Keren bahasannya Mas Tanto, kalau karya ekspresif nan lugas dan cepat pembuatannya apakah itu hadir dari berkali kali pengulangan karya ? saya jadi ingat karya lukisan tinta Mas Tanto yang menggambarkan puan Jepun berlatih samurai, prosesnya itu seperti bagaimana Mas ? saya amati gestur terbentuk dari garis yang sangat spontan tetapi konstan dan teratur.
Hai, Tasri. Karya yang ekspresif dibuat sekali jadi tapi diulang terus-menerus berkali-kali. Karya puan Jepun itu gagalnya banyak sekali, dari sepuluh kali coba, yang bagus paling satu-dua. Bikin pedangnya susah banget soalnya garisnya melengkung dikit dan harus konstan. Sebetulnya yang gagal banyak, itu. Hehehe…