Tugas Keenam: Kamis, 16 April 2020, sudah ada di bagian bawah
Tugas Kelima: Senin, 13 April 2020, sudah ada di bagian bawah
Tugas Keempat: Sabtu, 11 April 2020, sudah ada di bagian bawah
Tugas Ketiga: Kamis, 9 April 2020, sudah ada di bagian bawah
Tugas Kedua: Rabu, 8 April 2020, sudah ada di bagian bawah
Teman-teman yang baik, bab ini berisi semua materi, target, tugas, instruksi, juga tip dan trik bagi peserta dengan tingkat keterampilan pemula. Semua itu dipaparkan secara linear dari A sampai Z sehingga halaman ini cukup panjang, dan tugas berada di paruh kedua halaman ini. Saya minta Anda membaca dulu teorinya, baru nanti kerjakan tugas praktiknya. Pelan-pelan aja bacanya, sambil diresapi, supaya paham. Realisme secara konsep itu tidak sulit. Yang sulit itu praktiknya.
Target Untuk Peserta Pemula
Setelah kursus ini berakhir, peserta tingkat pemula diharapkan sudah memahami konsep gelap-terang sebagai pondasi realisme dan mampu menerapkan konsep tersebut menjadi karya cat air.
Menjiplak Foto
Tugas yang harus Anda kerjakan nanti berupa foto digital, itu adalah acuan Anda. Untuk bisa mengerjakan tugas, Anda harus menjiplak foto-foto tersebut. Ada bermacam-macam cara menjiplak foto, namun khusus untuk kursus kali ini saya membuat artikel Menjiplak Foto Untuk Karya Cat Air. Untuk Anda, para pemula, silakan ikuti instruksi di tautan tadi untuk menjiplak foto acuan tugas di kertas cat air Anda.
Konsep Gelap-Terang
Gelap-terang adalah pondasi realisme, tanpa gelap-terang realisme tidak bisa terwujud. Gelap-terang yang dimaksud di sini persis seperti foto hitam putih. Bila ada sebuah foto berwarna diambil gelap-terangnya, yang akan tersisa hanyalah petak-petak warna tanpa bentuk dan tanpa makna. Dalam bahasa Inggris, gelap-terang disebut ‘value’ (dibaca: ‘vΓ©l-yu’), sementara dalam terminologi seni lukis klasik Italia, gelap-terang disebut ‘chiaroscuro” (dibaca: ‘kiaros-kuro’). Chiaroscuro adalah salah satu dari empat pakem seni lukis pada masa Renaissance dan menjadi populer di Eropa Barat setelah Michelangelo Caravaggio menerapkan prinsip tersebut secara dramatis dalam karya-karyanya.
Realisme optis adalah sebuah prinsip estetik yang obyektif, seperti yang dilihat oleh mata karena mata adalah lensa pertama yang digunakan untuk mencerap realita. Dengan begitu persoalan realisme adalah persoalan cahaya. Ada cahaya yang jatuh pada obyek, lalu memantul ke mata kita. Dengan begitu akan ada bagian obyek yang paling terang karena dijatuhi cahaya secara langsung. Ada bagian yang paling gelap karena tidak dikenai cahaya, dan di antara keduanya ada bagian yang dikenai cahaya secara tidak langsung. Hal ini menimbulkan perbedaan intensitas cahaya.
Yang paling terang disebut highlight (dibaca: ‘hai-lait’), yang paling gelap disebut shadow, dan yang berada di antara keduanya disebut middle-tones. Contoh konkretnya ada pada lukisan di bawah ini. Nah, sekarang selain yang ditunjukkan oleh garis kuning, bisakah Anda mendeteksi bagian highlight, middle-tones, dan shadow yang lain? Tidak sulit, bukan? Sudah, konsep gelap-terang yang menjadi pondasi realisme itu sebenarnya hanya ini saja.
Sekarang permasalahannya adalah bagaimana cara kita menafsirkan foto acuan menjadi sebuah karya gelap-terang yang hanya menggunakan satu warna seperti ini? Untuk itu kita membutuhkan dua hal: disiplin dan teknik observasi.
Disiplin Observasi
Perupa itu yang hebat matanya dulu, tangan itu urusan belakangan. Mata adalah leader, tangan itu follower, dia eksekutor. Ini adalah prinsip di Klinik Rupa Dokter Rudolfo. Sebelum mata mengamati obyek baik-baik dan membuat keputusan, tangan tidak boleh mencari-cari sambil mencoret-coret di atas kertas. Yang bisa mencoret-coret dengan spontan tapi hasilnya bagus hanya maestro, yang bukan maestro harus menerapkan disiplin observasi.
Lihat dulu satu kali, bayangkan garis yang akan dibuat. Ke arah mana sudutnya? Seberapa landai? Lihat lagi obyek untuk kedua kalinya, bayangkan, seberapa panjang garisnya? Seberapa tebal? Lihat lagi obyek satu kali lagi, untuk ketiga kalinya sampai yakin, lalu buatlah keputusan: oke, garisnya akan dibuat dengan sudut segini, dengan panjang segitu, tebalnya segitu. Nah, sesudah ada keputusan, baru tangan boleh bergerak dan mengeksekusi garis.
Dengan begitu tidak ada garis yang dibuat dengan ragu atau setengah hati. Semua garis harus disadari dan sesuai dengan keputusan yang sudah dibuat. Inilah disiplin observasi yang diterapkan di Klinik Rupa Dokter Rudolfo. Tidak peduli Anda menggunakan media apapun juga. Mau pensil grafit, mau cat air, mau cat minyak, apa saja, disiplinnya tetap sama. Amati baik-baik satu kali, dua kali, tiga kali, buat keputusan, baru tangan boleh mengeksekusi. Sebelum ada keputusan, tangan tidak boleh kegatelan coret-coret, ya.
Teknik Observasi

Picingkan mata Anda seperti Clint Eastwood
Saat mengamati obyek, seniman realis dari mulai yang pemula sampai maestro selalu memicingkan mata. Dengan memicingkan mata detail menjadi hilang dan kita bisa melihat blok gelap-terang secara sederhana. Coba lihat foto Clint Eastwood ini dengan mata terbuka. Ada banyak kerut-merut di wajah koboy ini. Sekarang picingkan mata Anda dan lihat lagi. Sekarang kerut-merutnya jadi hilang dan Anda bisa lebih mudah mengira-ngira: mana highlight, mana shadow, dan mana middle-tones.
Itulah rahasia teknik observasi saat kita hendak menerapkan gelap-terang pada karya kita. Picingkan mata sehingga kita bisa melihat gelap-terang secara general dulu. Kalau Anda menggunakan kacamata minus seperti saya, coba lepas kacamata Anda. Efeknya sama.
Saya tidak pernah bosan memperingatkan murid-murid saya untuk selalu memicingkan mata. Bila Anda ragu, picingkan mata lalu lihat lagi gelap-terangnya. Terutama saat melukis menggunakan cat minyak di atas kanvas, seniman realis biasa bekerja dari yang general ke yang spesifik, dari yang global ke yang lokal. Caranya adalah dengan selalu memicingkan mata.
Teknik Basah di Atas Kering
Dalam seni lukis kita mengenal dua teknik besar yakni teknik basah di atas basah (wet on wet), dan basah di atas kering (wet on dry). Seperti yang dijelaskan namanya, teknik basah di atas basah adalah mengaplikasikan cat saat lapisan sebelumnya masih basah. Dengan begitu akan terjadi percampuran antara lapisan pertama dan kedua. Kebalikannya, basah di atas kering mensyaratkan lapisan pertama kering dulu, baru lapisan kedua boleh diulaskan. Dengan begitu tidak ada percampuran warna antara kedua lapisan tersebut. Yang akan kita pelajari dalam kursus ini adalah teknik basah di atas kering.
Sekarang kita akan melihat contoh instruksi langkah demi langkah yang digunakan untuk membuat karya cat air dengan mempraktikkan disiplin observasi, teknik observasi, dan teknik basah di atas kering secara bersamaan. Pada saat berkarya nanti, teknik inilah yang akan Anda gunakan. Silakan ikuti tautan ini dan pelajari instruksinya: Gelap-Terang.
Tugas Pertama
Tugas pertama bagi para peserta pemula adalah mengikuti instruksi gelap-terang tadi, tapi tidak full color. Tugas ini bertitik berat pada gelap-terang, jadi gunakanlah warna biru (ultramarine blue) dicampur coklat (burnt umber). Campurlah kedua warna tersebut dengan proporsi yang kurang lebih sama sampai Anda mendapat campuran warna yang agak gelap. Lalu gunakan campuran warna tersebut untuk mengerjakan tugas pertama Anda. Foto acuan untuk dijiplak ada di bawah ini, silakan klik kanan foto di bawah ini lalu save ke komputer Anda.
Sekali lagi, foto ini harus Anda print, lalu Anda jiplak (lihat petunjuknya di sini: Menjiplak Foto Untuk Karya Cat Air), dan akhirnya Anda lukis dengan campuran warna biru (ultramarine blue) dan coklat (burnt umber). Instruksi langkah demi langkah bisa dilihat di tautan ini: Gelap-Terang). Tugas berikutnya akan diberikan pada hari Rabu, 8 April 2020, pukul 09:00 WIB. Selamat berkarya. π
Tugas Kedua: Rabu, 8 April 2020
Teman-teman, ini adalah hari ketiga KMD002. Peserta pemula seperti biasa adalah yang paling banyak. Sesudah memeriksa tugas-tugas, saya melihat bahwa peserta pemula sebenarnya masih bisa dibagi tiga, yaitu:
- Pemula A. Pengalaman dengan cat air tidak ada, observasi gelap-terang tidak ada.
- Pemula B. Pengalaman cat air minim, observasi gelap-terang minim.
- Pemula C. Pengalaman cat air ada, observasi ada, tapi masih kurang.
Pemula A & pemula B akan mengerjakan tugas yang sama. Ini adalah tugas drill, sifatnya repetitif. Memang membosankan, tapi kalau ingin bisa punya dasar cat air dalam 13 hari tidak ada cara lain. Tugasnya dikerjakan dengan cat air di atas kertas HVS 80gram, ya. Sekarang silakan save dulu fail di bawah ini dan cetak di atas kertas HVS 80gsm biasa.
Setelah dicetak:
- Gunakan kuas round Anda, tidak usah terlalu besar ukurannya.
- Buat campuran warna di palet cat air. Agak kental dulu tidak apa-apa, cat airnya agak banyak, airnya nggak terlalu banyak.
- Cuci kuas.
- Ambil campuran cat.
- Buat garis vertikal di kertas.
- Saat cat air di kuas sudah menipis.
- Cuci kuas.
- Ambil campuran cat.
- Buat garis vertikal di kertas, ulangi.
Hasilnya akan seperti ini:
Tidak rata tidak apa-apa, ya. Yang kita butuhkan adalah repetisi mencampur cat, melukis, mencuci kuas. Dengan latihan ini saya harap tangan dan otak Anda mulai familiar dengan cat air. Tugas baru akan menyusul setelah tugas yang sekarang ini dianggap cukup oleh saya. Selamat bekerja. π
Pemula C akan melatih teknik observasi gelap-terangnya, ya. Ini tugas baru untuk Anda:
Gunakan warna tergelap di cat air Anda. Bisa coklat, biru, atau hitam. Pakai aja apa yang ada. Kalau kurang gelap, dicampur juga lumayan bisa gelap. Jangan lupa selalu picingkan mata Anda, ya.
Tugas Ketiga: Kamis, 9 April 2020
Teman-teman, ini adalah tugas berikutnya untuk pemula A & B yang kemarin sudah latihan garis 3 halaman. Saya minta Anda kembali mencetak halaman yang sudah Anda unduh kemarin. Atau bila Anda kesulitan, tidak ada printer, silakan bikin garis sendiri dengan interval 2cm. Setelah itu Anda bisa pilih dua warna kesukaan Anda, tapi jangan warna kuning, ya, soalnya warna kuning kurang keliatan di warna putih. Jadi silakan pilih kombinasi dari dua warna kesukaan Anda. Di sini saya pilih warna merah, lalu saya membuat garis seperti ini:
Mohon perhatikan, garis ini tipis di awal, tebal di akhir. Saya sih mengerjakannya sesuai sudut yang saya sukai, jadi sebenarnya saya menarik garis dari kiri ke kanan. Jadi Anda tidak perlu menarik garis dari bawah ke atas, ya. Putar saja kertasnya dan pilih sudut yang Anda sukai, tapi instruksinya tetap sama: tipis di awal, tebal di akhir. Artinya saat baru memulai garis, biarkan pegang kuas dengan ringan sehingga hanya ujungnya saja yang menyentuh kertas. Saat mulai menggaris, beri tekanan sehingga kuas akan tertekan dan garisnya menjadi lebih tebal.
Bila di tugas pertama Anda gunakan satu baris, sekarang gunakan dua baris. Panjang total menjadi 4cm. Lalu beri jarak antar garis sekitar 2cm juga. Tidak perlu sangat presisi, tapi usahakan garis Anda lurus, ya. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah kekentalan campuran cat Anda. Jangan terlalu encer, artinya jangan memberi air terlalu banyak pada campuran Anda. Buat campuran Anda lebih pekat, dengan begitu warna menjadi solid. Ada banyak kasus di mana cat terlihat ‘berkumpul’ di ujung garis. Itu karena campuran catnya kurang pekat. Selanjutnya, silakan lanjutkan seperti contoh ini:
Susun garis-garis Anda seperti susunan bata yang berselang-seling seperti ini. Lanjutkan sampai seluruh kertas terisi.
Setelah itu lakukan garis kebalikannya dengan warna kedua sampai seluruh kertas terisi penuh.
Oke, itu dia tugasnya. Silakan pilih kombinasi dari dua warna yang Anda sukai, tapi jangan pakai warna kuning. Kurang kelihatan di atas kertas putih. Kerjakan sampai 6 lembar. Sesudah itu kita akan kerjakan tugas yang lain. Kerjakan serapi mungkin. Terima kasih. π
Tugas berikutnya adalah untuk pemula C. Sesudah mengerjakan lukisan otot punggung, saya senang karena ada banyak yang berhasil. Sebagian kurang berhasil, sebagai masih belum berhasil sama sekali. Karena itu saya menyediakan sebuah panduan langkah-demi-langkah untuk yang kurang berhasil dan belum terlalu berhasil. Panduan ini berfungsi untuk membantu para peserta untuk menafsirkan masalah gelap-terang secara efektif. Sekarang tugas baru untuk para pemula C dulu. Ini dia tugasnya, silakan save dan kerjakan secara monokromatis seperti biasa. Warnanya pilih satu warna yang gelap, boleh biru, coklat atau hitam.
Panduan untuk para pemula C yang masih belum berhasil dengan gelap-terang, silakan ikuti mulai dari titik ini. Saya sudah menjiplak foto otot punggung yang jadi tugas kedua kemarin.
Jiplakan saya tidak terlalu rinci, karena memang sebaiknya jangan terlalu rinci. Dulu saya sering membuat jiplakan yang terlalu rinci dan akhirnya pusing sendiri saat akan melukis karena saya harus menemukan daerah yang saya jiplak di foto acuan. Jadi menjiplak itu tidak perlu rinci, secukupnya saja. Sesudah dijiplak seperti ini, sesuai kebiasaan, saya mencari daerah yang paling gelap dulu. Semuanya, bukan hanya sebagian. Pokoknya yang paling gelap akan saya isi.
Ini dia hasilnya. Sebenarnya hanya dengan mengisi bagian shadow seperti ini saja, bentuk tiga dimensi dari obyek ini sudah mulai terlihat. Seperti yang sudah pernah saya jelaskan sebelumnya, saat melukis obyek tiga dimensi seperti ini, kita tidak pedulikan apa obyeknya. Kita tidak peduli bahwa yang sedang kita lukis adalah punggung, dada, wajah, mata, hidung, dsb. Kita tidak peduli. Yang kita pedulikan adalah gelap-terangnya. Jadi dengan begitu kita melihat obyek sebagai data dan fakta.
Sekarang saya mencari daerah yang gelapnya satu level di bawah shadow yang paling gelap itu, lalu mengisinya. Saya menambah air sedikit pada campuran cat saya, supaya cat air saya jadi lebih encer, thus lebih terang. Begitu lapisan shadow ini kering sempurna, saya melapisinya dengan lapisan warna kedua. Jangan dilapis saat masih setengah kering, ya. Nanti bleber, lho. Ingat, ini teknik wet on dry. Tunggu sampai kering dulu, baru lapis.
Nah, sekarang lebih berbentuk kan, tiga dimensinya? Padahal saya ngisinya ngeblok-ngeblok doang. Tidak ada blending. Bagaimana cara saya menentukan bahwa level kedua paling gelap adalah bidang-bidang ini? Tentu saja dengan cara micing. Saya picingkan mata saya, lalu saya mengambil keputusan: oke, level kedua paling gelap adalah yang ini, ini, ini, itu juga, itu juga, dst. Kita harus berani mengambil keputusan saat menentukan teritori itu. Tidak perlu khawatir daerahnya jadi kebablasan terlalu jauh atau terlalu sempit, dikira-kira saja.
Selanjutnya, saya berusaha deteksi daerah yang tingkat kegelapannya berada satu level di bawah daerah ini. Sesudah mengambil keputusan daerahnya ada di mana saja, saya menambah air lagi di campuran cat air saya. Cat saya sekarang lebih encer lagi dan konsekuensinya, warnanya jadi lebih terang daripada sebelumnya. Tidak sulit, bukan? Sesudah itu saya melukisi daerah yang sudah saya putuskan tadi.
Voila! Sekarang sudah kelihatan punggung kuli bangunan ini, kan? Nah, tidak sulit, bukan? Kesulitan yang Anda alami sebenarnya adalah kesulitan membuat keputusan. Wah, mau menentukan shadow-nya dari titik mana sampai titik mana, ya? Di mana berhentinya ini shadow? Di mana mulainya itu middle-tones? Begitu, kan?
Tidak perlu bingung. Picingkan mata Anda lalu lihat obyek Anda sebagai data, bukan sebagai obyek. Ini bukan punggung kuli bangunan, kita tidak peduli apa nama ototnya secara anatomis, yang kita pedulikan adalah: shadow yang paling gelap ada di daerah mana aja? Daerah di sebelah shadow banget yang gelapnya berada satu level di bawah shadow di mana aja? Begitu terus sampai Anda ketemu highlight. Ingat dalam melukis cat air, highlight yang paling terang adalah warna kertas.
Bila Anda merasa langkah ini terlalu ngeblok dan Anda butuh blending, caranya mudah. Saat mengulaskan lapisan kedua menimpa lapisan pertama, gosok-gosok sedikit di daerah perbatasannya. Daerah itu akan lumer sedikit dan akhirnya terciptalah soft-edge. Dalam teknik sapuan kuas bravura, pertemuan antar bidang lebih banyak yang hard-edge seperti lukisan saya ini, tapi itu kita urus belakangan aja. Untuk sekarang yang penting gelap-terangnya bener dulu.
Nah, demikianlah petunjuk langkah demi langkah untuk Anda, para peserta pemula C, yang masih belum sukses gelap-terangnya. Dengan menerapkan teknik ini sebenarnya Anda bisa bekerja dalam lapisan sebanyak yang Anda mau, tapi lakukan seefisien mungkin saja. Kalau bisa 5 lapis, tidak perlu 10 lapis. Lama-lama pembagian lapisan yang Anda buat pasti makin efektif, yang penting sering latihan saja.
Selamat mencoba. π
Tugas Keempat: Sabtu, 11 April 2020
Untuk peserta Pemula A & B, ini dia tugas baru. Pemula C libur dulu, ya. Istirahat, deh, silakan. Sekarang kita akan belajar membuat gradasi, tapi yang ngeblok dulu, ya. Pertama, buat campuran warna apa saja yang Anda suka, tapi jangan kuning karena terlalu terang. Buat campurannya agak pekat, ya. Sesudah itu, buat garis seperti ini.
Garis ini lebarnya sekitar 5-7mm. Saya menggunakan kuas Cotman ukuran 7. Itu bisa satu kali tarik garisnya langsung jadi. Jarak antar garis dalam satu baris sekitar 4cm. Kita perlu sediakan ruang untuk dua garis yang lainnya. Silakan pilih warna yang Anda suka, asal jangan kuning. Tunggu sampai garis-garis pertama ini kering sempurna, ya. Sesudah kering sempurna, bersiaplah mengaplikasikan lapisan kedua di bawahnya.
Untuk membuat garis kedua, tambahkan air pada campuran Anda. Dalam seni lukis, ini disebut chroma atau saturasi. Campuran yang pekat di awal tadi saturasinya tinggi, karena konsentrasi pigmennya juga tinggi. Ketika ditambah air dia jadi agak encer, kan? Soalnya konsentrasi pigmennya berkurang. Sekarang kita punya gradasi sederhana. Tunggu sampai kering sempurna, lalu tambahkan lagi satu garis di bawahnya.
Untuk membuat garis ketiga, kita menambahkan air lagi pada campuran kedua sehingga campuran ini lebih encer. Sekarang kita punya tiga warna ngeblok yang berbeda intensitasnya. Ini sih mirip seperti bendera Jerman tapi dijadikan hitam-putih. Latihan ini akan berguna bagi Anda untuk melatih kepekaan Anda mencampurkan air ke dalam campuran cat.
Dalam dunia seni lukis, seberapa pekat/encer campuran kita amatlah penting. Dalam istilah bahasa Inggris kita menyebutnya consistency, jadi dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya ‘konsistensi’. Namun artinya berbeda ya, tidak sama dengan arti kata ‘konsisten’. Konsistensi cat artinya ‘kepekatan cat’. Konsistensi tinggi = kental, konsistensi rendah = encer. Keindahan seni lukis di zaman klasik disebabkan karena para maestro sangat mahir memanipulasi konsistensi ini karena konsistensi sangat berkaitan dengan transparansi.
Dalam bahasa Inggris ada istilah ‘opaque’ (artinya catnya kental dan menutup lapisan di bawahnya) dan ‘transparent‘ (artinya catnya catnya tipis dan lapisan di bawahnya akan terlihat). Dalam bahasa Indonesia kita sebenarnya punya istilah sendiri. Opaque = legap (ingat saja ‘ge-lap’), transparent = lejas (ingat saja ‘je-las’).
Walaupun saya hanya membuat contoh garis ini sedikit saja, Anda harus mengisi seluruh kertas, ya. Lakukan sampai kertas Anda penuh dan kerjakan sampai 6 halaman. Hari Senin, 13 April 2020, akan ada tugas baru. Selamat bekerja. π
Tugas Kelima: Senin, 13 April 2020
Untuk Pemula C dulu, ya:
Untuk pemula C, silakan save lalu jiplak dan tafsirkan gelap-terang ini. Pakai warna yang paling gelap, ya. Kalau tidak ada hitam, campurkan biru dengan coklat. Lihat, di sini ada hard-edge, ada soft-edge. Soft-edge membutuhkan blending, ya. Selamat bekerja. π
Untuk Pemula A & B, silakan save gambar ini, jiplak, lalu tafsirkan gelap-terangnya. Ingat latihan garis yang terakhir? Ada tiga intensitas ya, seperti kue lapis. Sama, ini juga kurang lebih seperti itu.
Bekerjalah dari gelap ke terang. Bikin campuran pertama yang gelap dulu, lalu aplikasikan. Sesudah itu encerkan sedikit, lalu aplikasikan ke daerah yang tingkat gelapnya berada satu level di bawah tingkat gelap sebelumnya, dan seterusnya. Yang kemarin mengerjakan tugas Pemula C lalu gelap-terangnya gagal, silakan coba kerjakan tugas yang ini dulu. Ini adalah tugas gelap-terang yang dibuat lebih mudah, setahap demi setahap mengerjakannya. Selamat bekerja. π
Tugas Keenam: Kamis, 16 April 2020
Teman-teman peserta KMD002 tingkat pemula, ini adalah tugas terakhir Anda. Pertama, untuk pemula C dulu. Ini dia tugas barunya.
Seperti biasa, buat campuran gelap. Bisa dengan warna hitam, atau campuran biru dan coklat. Setelah itu kerjakan foto acuan ini dengan cara bekerja yang sudah Anda latih dua minggu ini. Selalu picingkan mata. Saya tidak pernah bosan-bosan mengingatkan Anda untuk memicingkan mata. Hanya dengan cara itu Anda bisa membagi wilayah dengan baik. Bandingkan kadar gelap-terang di foto acuan dan di karya Anda. Keduanya harus semirip mungkin. Saat membuat shadow, jangan ragu-ragu. Buat pekat dan gelap, ya. Selamat bekerja. π
Sementara untuk Anda, para pemula A dan B, ini tugas baru untuk Anda.
Ini adalah lukisan saya sendiri. Yang jadi modelnya adalah Weslly Johannes, penyair dan teman saya dari Ambon. Gunakan warna hitam untuk melukis karya ini. Bila tidak ada hitam, campurlah warna coklat dengan biru dan buat campuran Anda pekat, supaya gelap. Mohon jangan gunakan warna lain, ya. Saya perlu melihat shadow Anda gelap, karena itu gunakan warna gelap.
Saya ingin Anda secara disiplin menerapkan teknik basah di atas kering. Bersabarlah dan tunggu sampai lapisan di atas kertas kering sempurna, baru Anda lapis dengan warna berikutnya. Terapkanlah cara mencampur warna yang berbeda-beda Amati penumpukan di foto acuan ini. Tebaklah, lapisan mana yang diulaskan duluan, mana yang belakangan. Saat mencampur warna dan menentukan kepekatan, gunakan kertas coret-coretan. Jangan langsung sikat di atas kertas cat air, pastikan dulu di kertas coret-coretan. Selalu picingkan mata dan bandingkan antara foto acuan dan karya Anda. Gelap-terangnya harus SAMA.
Kerjakan daerah T dulu. Daerah T adalah kedua mata, hidung dan mulut. Fokuskan pekerjaan Anda di sana dulu. Bila daerah T sudah mulai jadi, kasih liat saya di Whatsapp, nanti saya komentari. Kalau sudah oke, Anda bisa bergerak ke daerah lain untuk menyelesaikannya. Nah, tugas ini foto acuannya bukan foto betulan, tapi lukisan saya. Dengan begitu pembagian gelap-terang sudah dilakukan oleh saya, Anda tidak perlu lakukan sendiri. Kelak ketika kursus ini sudah selesai, Anda bisa kerjakan tugas pemula C untuk berlatih membagi wilayah gelap-terang sendiri.
Satu tip untuk menggunakan cat air. Cat air sering menggenang saat diulaskan di kertas. Itu terjadi karena air yang ada di kuas terlalu banyak. Untuk menghindarinya: 1) celupkan kuas di palet untuk mengambil warna, 2) sebelum mengulaskannya di kertas, ulaskan dulu satu kali di tisu wajah. Dengan begitu sebagian besar air akan diserap oleh tisu wajah. 3) baru ulaskan kuas Anda di kertas. Dengan cara itu tidak akan ada genangan air di kertas, tapi warna akan tetap sama dengan campuran Anda, tidak jadi berkurang kepekatannya. Selamat mencoba dan selamat berkarya. π