Bagi saya, karya terpenting di @artjog.id tahun ini adalah karya Maryanto. Karya ini adalah karya lanskap alam dengan mood post-apocalypse yang menunjukkan permasalahan nyata yang terjadi sejak dulu hingga hari ini, yang selalu mengancam hidup kita dan anak cucu kita di masa mendatang.
Sejak terlibat di proyek “Transit IV” di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, tahun 2017 lalu, saya berkesimpulan bahwa seni lukis lanskap alam menjadi penting saat ini, alih-alih posisinya yang terpinggirkan karena label mooi indie selama puluhan tahun. Namun di saat yang bersamaan, kita juga membutuhkan perspektif yang berbeda untuk mengangkat seni lukis lanskap alam ke aras yang lebih tinggi. Karya Maryanto menjawab kedua hal tersebut sekaligus.
Karya ini adalah sebuah memento mori ekologis alam Nusantara. Alam telah lama rusak dan akan semakin rusak. Dalam putaran rantai mesin kapitalisme canggih yang tidak pernah berhenti bekerja, karya ini mampu menjadi cermin untuk memandang wajah kita sendiri: manusia modern sebagai monster yang melahap sekaligus membuang segalanya. Dan di balik semua persoalan serius yang disajikan Maryanto, karya ini mengandung sebuah ironi besar. Karya yang dikerjakan dengan cat akrilik dengan teknik sgraffito yang mumpuni ini terlihat begitu indah.
Selamat untuk Maryanto dan maaf fotonya dibuat dari samping, tidak frontal. Ada banyak keroco mumet berswafoto di depan karya ini.