Rencana KRDR 2020

Teman-teman yang baik, ini sudah masuk bulan Desember. Sebagian dari Anda sudah siap-siap untuk liburan Natal dan Tahun Baru, sisanya masih terjebak dengan pekerjaan, termasuk saya. Bulan Desember adalah bulan basah, Kota Bandung cuacanya sedang ‘Bandung banget’, sering hujan dan dingin. Saya suka cuaca muram seperti ini soalnya ini adalah saat yang tepat untuk melukis. Tidak ada momen yang lebih bagus daripada melukis di studio yang hangat dan terang, di bawah siraman hujan konstan berjam-jam lamanya. Dalam cuaca seperti ini pula saya merenungkan apa yang sudah terjadi satu tahun ini dengan Klinik Rupa Dokter Rudolfo (KRDR), dan apa yang akan terjadi di tahun 2020 yang akan tiba sebentar lagi.

Tahun ini ada 24 unggahan di blog. Itu artinya rata-rata ada satu unggahan setiap dua minggu. Ini adalah sebuah angka yang konsisten sejak pertama kali blog ini dibuat, November 2011. Dalam rentang waktu 8 tahun terakhir sudah ada 202 unggahan di blog ini. Itu artinya sekali tiap dua minggu satu artikel tayang. Uniknya, di tahun 2019 ini unggahan artikel hanya ada satu. Sisanya adalah pengumuman, pendaftaran, kuratorial pameran, dan yang dominan adalah: unggahan siniar. Dalam satu tahun terakhir ini ada 14 episode siniar yang sudah ditayangkan baik di blog ini, di saluran Podluck Podcast, maupun di saluran KRDR di Spotify. Awalnya saya merasa kurang senang karena artikel hanya ada satu, tapi yah, artikel macam itu sebenarnya hanya malih rupa menjadi siniar tahun ini. Informasinya sih tetap sama, hanya basisnya saja yang berbeda. Dulu teks, sekarang audio. Kini sudah ada 14 episode siniar yang tayang, itu sebenarnya serupa dengan 14 artikel tulisan. Jadi bila dilihat dari sisi produksi informasi, tahun 2019 ini oke, lah, cukup produktif. Masalahnya, pekerjaan melukis saya sekarang tambah banyak dan makin penuntut.

Saya pindah ke Bandung di akhir 2016, sesudah Pak Handoko, manajer saya, wafat di Semarang di tengah tahun tersebut. Kehadiran saya kembali ke Bandung menandai titik penting dalam hidup saya karena episode gangguan emosional yang saya alami antara 2011-2016 mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir. Setelah latihan selama tiga tahun, pikiran-pikiran negatif yang dulu selalu bicara di dalam kepala saya akhirnya bisa saya kendalikan (bila Anda ingin tahu bagaimana caranya, silakan baca artikel ini: “Mengendalikan Suara-Suara Pikiran Negatif”). Walaupun demikian, masih butuh tiga tahun lagi bagi saya untuk menjadi cukup percaya diri dan kembali berdiri di atas dua kaki saya. Tahun 2019 ini adalah masa penting, terutama setelah dua pameran tunggal berhasil saya lakukan alih-alih segala kekurangannya. Saya sudah tahu sejak awal bahwa apabila gangguan emosional saya bisa diatasi, gagasan penciptaan karya seni pasti lancar dan saya bisa lebih produktif berkarya. Itu benar-benar terjadi tahun ini. Program hiatus yang sudah saya rencanakan untuk menyusun buku, merintis saluran YouTube, dan membuat modul belajar daring di KRDR, jadi acak-acakan semua karena pekerjaan melukis yang tidak ada habisnya.

Di satu sisi tentu saya senang karena fokus di pekerjaan utama saya kembali terarah, sesudah hancur-hancuran selama lebih dari lima tahun. Namun di sisi lain hal ini membuat saya termenung karena saya tahu bahwa pada akhirnya saya harus memilih, dan akan ada satu atau dua hal yang harus saya korbankan. Sesudah mengerjakan proyek siniar KRDR selama setahun, saya bisa katakan bahwa menulis artikel di blog itu lebih mudah (dan menyenangkan) bagi saya daripada merekam dan menyunting siniar. Saya belum coba membuat rekaman dan nyunting video untuk YouTube, ya, tapi yang pasti saya kurang familiar dengan media tersebut. Berkaitan dengan perkembangan ini, saya akhirnya memutuskan untuk fokus pada pekerjaan melukis saya karena bagaimanapun, itu adalah pekerjaan utama saya. Kesibukan ini adalah apa yang saya idam-idamkan sejak saya mengalami kesulitan berkarya di tahun 2011. Karena momennya sudah tiba, saya tidak boleh menyia-nyiakannya.

Karena itu soal siniar KRDR, saya berencana masih akan meneruskan tema “Menjadi Perupa Profesional” karena pembahasannya sudah akan masuk bagian final, yakni mengenai karier. Namun sesudah tema tersebut tamat, saya akan menghentikan produksinya. Produksi video untuk saluran YouTube KRDR, perlu saya sesali, sepertinya akan layu sebelum berkembang. Saya tidak akan repot-repot mencoba membuatnya. Membuat saluran siniar di Spotify atau di YouTube itu bikinnya aja sudah repot, menjaga konsistensinya lebih repot lagi. Orang-orang yang pada sukses di YouTube itu membaktikan sebagian besar waktu produktifnya untuk bikin saluran YouTube. Ngunggah video bisa seminggu 2-3 kali, sampai pada punya tim segala. Saya sudah coba bikin siniar Spotify sendiri selama satu tahun dan saya sudah tahu bebannya seperti apa. Untuk satu kali episode siniar KRDR, saya butuh waktu antara 3-7 hari pengerjaan. Saya rekaman sendiri di kamar kerja saya di rumah, lalu saya sunting sendiri. Gambar sampul dan IG story saya bikin sendiri, semua serba sendiri. Walaupun mengerjakannya hanya seminggu, saya praktis memikirkan siniar ini setiap saat. Jadi masalahnya sebenarnya bukan ada pada waktu pengerjaan, tapi pada fokus. Semakin sibuk saya dengan pekerjaan melukis saya, semakin sempit pula ruang dalam pikiran saya untuk mengerjakan proyek lain seperti siniar ini.

Selain siniar KRDR, sebenarnya masih ada lagi program yang terancam tergusur karena proyek melukis saya. Saya berencana bikin buku KRDR, tawaran dari penerbit Mojok sejak 2016 ini masih belum sempat juga saya jajaki karena materinya belum sempat saya susun secara serius. Saya berencana bikin komik atau cergam, sudah ada dua penerbit yang siap nyetak asal materinya sudah siap. Lagi-lagi, saya yang tidak siap. Materinya baru setengah jadi. Saya merasa harus bisa membuat modul kepengajaran daring KRDR untuk bisa dijual secara eceran, karena ini merupakan solusi untuk mereka yang ingin belajar menggambar/melukis di KRDR dengan biaya murah dan waktu yang fleksibel. Ini pun belum bisa saya kerjakan. Dan selain proyek-proyek tersebut, saya sudah lama rindu residency. Sudah 8 tahun saya tidak ikut program artist in residence, saya ingin sekali bisa ikut program seperti itu di tahun 2020 tapi saya belum tahu apakah akan tersedia waktunya atau tidak. Untuk program-program ini saya akan coba susun ulang prioritasnya, tapi program tertentu bisa jadi akan dikorbankan dan tidak bisa direalisasi.

Maka demikianlah. Tahun 2020 yang sudah nampak di depan mata kelihatannya akan saya isi dengan melukis-melukis-melukis. Saya tahu sejak dulu saya memang banyak maunya dan kasusnya sebenarnya selalu berulang: nafsu besar tenaga kurang. Karena itu melalui artikel ini, saya ingin mengucapkan terima kasih untuk Anda yang sudah dengan setia mendengarkan siniar KRDR dari bulan ke bulan. Mengetahui ada orang yang menanti tayangnya siniar ini benar-benar bermakna bagi saya. Saya mohon maaf untuk semua kekurangan dalam rangkaian siniar ini, dan maafkan saya karena tidak sanggup meneruskan proyek ini. Dalam usianya yang singkat, hanya setahun lebih sedikit, saya harap siniar ini bisa tetap didengarkan sampai waktu yang lama, dan memberi manfaat pada siapa saja yang membutuhkan informasi di dalamnya. Saya akan fokus pada pekerjaan melukis saya, saya masih akan tetap mengajar Kursus Privat Program Spartan, dan menulis blog sekali-sekali, seperti dulu. Harapan saya, dengan dikuranginya beban pekerjaan saya, karya-karya saya di atas kanvas bisa meningkat mutunya. Mohon dukungan dan doa dari Anda semua. Selamat Natal dan tahun baru 2020, teman-teman tercinta. Selamat liburan. Semoga kita bisa melampaui semua kesulitan yang menghadang proses pengembangan diri kita menuju versi terbaik dari diri kita sendiri. Salam dari studio lukis baru saya, di bawah siraman hujan bulan Desember. 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s