Merakit Spanram Lukis

Untuk waktu yang lama saya selalu mengalami masalah dengan spanram lukis. Pertama: kayunya terlalu berat. Kedua, kayunya melengkung. Ketiga, pernah juga kayunya dimakan rayap. Bagi Anda yang kurang familiar, spanram adalah rangka kayu yang digunakan untuk merentangkan kanvas lukis. Ini adalah kata serapan dari bahasa Belanda ‘spanraam’, atau ‘spieraam’ dengan arti yang sama. Sebetulnya kalau melukis di kanvas kecil sih gampang, beli di Gramedia juga ada, tapi lukisan saya ukurannya agak besar jadi spanramnya harus dipesan.

Di Bandung, kayu yang digunakan untuk spanram sejak dulu sampai sekarang tidak ada yang bagus. Saya baru rutin memesan kayu spanram yang bagus saat tinggal di Ungaran, Jawa Tengah (2012-2016). Belinya dari Yogya. Sebenarnya saya sudah pernah beli spanram yang bagus dari Yogya itu dulu, tapi sesudah dihitung-hitung biayanya terlalu mahal. Saat itu spanram dikirim dalam jumlah banyak, dalam kondisi terakit, dan ukurannya besar-besar. Dengan begitu saya harus menyewa satu buah truk boks untuk mengirimnya dari Yogya ke Bandung. Saya senang pakai spanram Yogya, tapi total biayanya terlalu mahal. Akhirnya saat itu saya hanya beli satu kali saja dan tidak beli lagi.

Saat saya tinggal di Ungaran barulah saya beli spanram Yogya ini lagi. Karena jarak Yogya-Ungaran cukup dekat biaya kirimnya jadi murah, dan kali ini spanram dikirim dalam kondisi terurai. Kayu-kayu itu lalu dirakit oleh Mas Nur, pekerjanya Pak Handoko almarhum (manajer saya). Sesudah tinggal kembali di Bandung (mulai 2017) saya tidak puas dengan mutu spanram lokal, saya ingin pakai spanram dari Yogya. Masalahnya, di Bandung tidak ada Mas Nur. Akhirnya saya belajar merakit spanram sendiri. Ternyata caranya tidak sulit. Walaupun sedikit repot saya merasa lebih puas dengan hasilnya, dan lama-kelamaan saya menikmati juga proses pengerjaannya. Sejak saat itu sampai sekarang, saya selalu merakit spanram saya sendiri sebelum melukis. Artikel ini dibuat untuk menjelaskan jenis kayu yang dipakai, berapa harganya, dan bagaimana cara saya merakit spanram. Siapa tahu berguna untuk Anda. Selamat membaca. 😊

Kayu Damar

Spanram yang saya pakai dipesan dari Pak Marjuki di Yogyakarta, langganan saya sejak lama. Spanram Pak Juki menggunakan kayu Damar. Saya suka kayu ini soalnya warnanya terang dan bersih, tidak ada sambungan, kering, dan lurus. Saya belum pernah melihat kayu ini dimakan rayap, dan bobotnya itu, lho. Ringan banget. Begitu ringannya sampai kanvas ukuran 2×3 meter diangkat sendiri pun tidak susah. Saya suka kayu Damar, sayangnya kayu ini tidak tersedia di Bandung.

Saya heran kenapa kayu Damar tidak tersedia di Bandung? Pernah ada yang bilang kayu Damar tidak ada di Jawa Barat. Kalau pohonnya sih pasti ada, mungkin maksudnya tidak ada perkebunan kayunya? Saya kurang tahu. Pak Juki menerima kayu dari pemasoknya dalam bentuk papan dengan lebar 20-30cm, lalu ia belah-belah lagi untuk mencapai ketebalan yang diinginkan. Saya memesannya dalam kondisi terurai. Bila dikirimkan dalam kondisi terurai, biaya kirim dari Yogya ke Bandung cukup murah. Dikirim pakai Herona Express, dibawa menggunakan kereta api, dan diantarkan sampai ke studio.

Dus berisi spanram ukuran 150x200cm dan 140x140cm.

Untuk mengetahui spesifikasinya, kita bongkar dus yang di depan (karena itu yang dibeli terakhir). Di dalamnya ada 4 set spanram ukuran 140x140cm. Ketebalan kayu 4cm. Supaya Anda tahu berapa biaya yang dikeluarkan, ini ada catatannya:

Satu set spanram ukuran 140x140cm itu sendiri harganya hanya Rp.140ribu. Ini murah menurut saya, spanram di Bandung rasanya lebih mahal, deh. Setelah itu ada biaya pengemasan dan pengiriman ke ekspedisi Rp.75ribu, dan biaya kirimnya sendiri hanya Rp.88ribu pakai Herona Express. Sekitar 2-3 hari sudah sampai. Di kesempatan sebelumnya saya beli 5 set spanram ukuran 150x200cm, sudah termasuk biaya pengemasan, pengiriman ke ekspedisi, plus ongkir, total Rp.1juta. Jadi kalau dirata-rata per set spanram harganya hanya Rp.200ribu. Itu sudah pakai kayu Damar yang bagus itu tadi. Murah, lho. Silakan kalau ada yang mau pesan langsung ke Pak Marjuki, nomor Whatsappnya: 08157935805. Jadi sudah jelas, beli spanram kalau dikirim dalam kondisi terurai itu murah. Sekarang tinggal merakitnya. Untuk itu mari kita bongkar bungkusan paketnya.

4 set spanram ukuran 140x140cm. Pak Juki juga memberi paku, tapi tidak saya pakai.

Ini dia kayu spanram dalam kondisi terurai. Setiap set sudah diikat sendiri-sendiri. Satu set sendiri pecahannya adalah seperti ini:

Satu set terdiri dari 4 batang tulang luar, 2 batang tulang dalam, dan 4 batang pendek tulang sudut.

Saya akan merakit satu set spanram ini. Untuk itu saya menggunakan alat-alat sebagai berikut:

Peralatan untuk memasang spanram.

Saya menggunakan corner clamp untuk mengunci setiap sudut pertemuan kayu. Saya beli 4 buah corner clamp di Tokopedia, masing-masing seharga Rp.150ribu. Tidak murah tapi menurut saya sih sepadan. Ini clamp serius, terbuat dari besi jadi berat dan bisa dipakai lama sekali. Untuk mengencangkan, tinggal putar gagangnya. Gagangnya terbuat dari bahan keras dilapisi karet, seperti obeng heavy duty. Selain itu saya juga menggunakan impact driver merk Makita, obeng listrik dengan baterai yang bisa di-recharge. Ini juga tidak murah, kalau tidak salah dulu beli seharga Rp.1juta, tapi tetap saya anggap investasi yang oke soalnya bisa dipakai sampai lama. Obeng listrik ini opsional, ya. Anda bisa menggunakan sekrup dan obeng manual, atau langsung pakai paku dan palu juga bisa. Selanjutnya saya hanya membutuhkan sekrup berulir dengan panjang 6,5 inch, dan lem putih (PVA). Sesudah alat-alat ini siap, saya mengunci semua sudut tulang luar dengan corner clamp.

Corner clamp akan mengunci pertemuan sudut kayu spanram.

Setiap pertemuan sudut perlu diberi lem putih supaya nanti bisa menempel dengan erat, setelah itu saya memasang sekrup di lubang-lubang yang sudah disediakan oleh Pak Juki. Bila Anda tidak suka pakai sekrup, langsung dipaku juga bisa. Dulu Mas Nur selalu pakai paku, tidak pernah pakai sekrup.

Setelah keempat sudut disekrup, saya memasang tulang bagian dalam. Jalur sekrup belum dibuat oleh Pak Juki, karena itu saya menggunakan mata bor kecil untuk membuat lubang supaya nanti sekrupnya bisa masuk dengan lurus. Saya menggunakan mata bor dengan diameter 2mm.

Tulang bagian dalam lebih kecil ukurannya daripada tulang bagian luar. Itu dibuat supaya tulang ini tidak menyentuh kain kanvas saat direntang nanti. Pak Juki sudah menyediakan garis tengah, saya tinggal membuat lubang kecil dengan bor di tulang bagian luarnya. Setelah diberi lem putih dan posisinya dibuat pas, sekrup pun dipasang.

Voila! Ini dia tulang bagian luar dan dalam yang sudah dirakit. Corner clamp sudah bisa dilepaskan karena kayu spanram sudah disekrup. Selanjutnya tinggal memasang tulang sudut yang pendek.

Memasang tulang seperti ini prosedurnya selalu sama: beri sedikit lem putih, lalu sekrup. Pak Juki sudah menyediakan lubang di tulang pendek ini. Setelah keempat tulang sudut ini dipasang, saya hanya perlu menghaluskan keempat sisi tulang luar dengan amplas untuk menjamin tidak ada permukaan tajam karena bisa membuat kanvas sobek. Setelah itu, spanram pun sudah siap digunakan.

Spanram ini saya tumpuk bersama spanram lain yang sudah direntangi kanvas dan dilukis. Bila dilihat, spanram baru ini (yang ada di depan) warnanya lebih terang daripada spanram lama di belakangnya. Apa makin lama warnanya jadi menggelap, ya? Soalnya spanram kayu Damar kalau baru datang warnanya sih terang. Hm, mungkin, ya. Rencananya, besok saya akan merentang kain kanvas. Saya juga berencana untuk membuat artikel terpisah tentang cara merentang kanvas lukis, jadi silakan ditunggu.

Kesimpulan saya: walaupun agak ribet, saya puas dan menikmati merakit spanram lukis sendiri. Kayunya bagus, kering dan lurus. Masangnya hanya satu jam. Harganya pun tidak mahal. Palingan mahal di awal karena harus investasi alat. Sebetulnya kalau sudah cukup mahir bertukang seperti Mas Nur, tidak usah pakai banyak alat juga bisa. Mas Nur itu cuma pakai siku, meteran, lem putih, paku, dan palu. Sudah, Anda cuma perlu itu saja. Atau bila Anda tidak bisa/mau bertukang, Anda bisa serahkan urusan perakitan pada tukang furnitur langganan Anda. Yang penting mutu kayunya bisa dipastikan baik. Artikel ini bukan iklan, ya. Saya tidak dibayar oleh Pak Marjuki. Saya cuma gemes aja, dari dulu spanram di Bandung nggak ada yang bener, mahal pula. Nah, sekarang sudah ada solusinya. Bila Anda tertarik, silakan dicoba. 😊

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s