Sudah bertahun-tahun saya menjiplak foto yang akan saya lukis ke atas kanvas dengan menggunakan over-head projector (OHP). Menjiplak foto dengan OHP sebenarnya menyenangkan karena praktis dan cepat, tetapi gambar sering kelihatan buram sehingga menyulitkan proses menjiplak, padahal fokus pada OHP sudah maksimal. Ini disebabkan oleh vantage point, gambar terlihat fokus pada jarak 3-4 meter tetapi dari dekat, gambarnya pasti kurang fokus. Masalah lainnya adalah proyeksinya yang tidak akurat. Proyeksi OHP pada kanvas selalu dipengaruhi oleh sudut cermin yang bisa disetel. Sudut yang bisa disetel ini adalah fasilitas yang bagus dari OHP tetapi di situ pulalah terletak kelemahannya. Gambar menjadi terdistorsi dan bentuk bisa terjiplak tidak akurat. Kali ini, saya ingin membuat jiplakan yang akurat karena itu saya menggunakan grid (seperti foto di atas). Menggunakan grid saat menjiplak relatif lebih akurat daripada menjiplak dengan OHP tapi lama (banget). Apalagi kalau harus menjiplak motif baju yang rumit. Wah, kapan selesainya? Bisa-bisa energi habis hanya untuk menjiplak. Berkat saran Joedith, teman saya sesama pelukis, akhirnya saya menggunakan sistem jiplak lain yang jauh lebih akurat dan waktu pengerjaannya relatif lebih cepat. Mari kita lihat caranya.
Saya akan melukis figur di atas kanvas ukuran 140 x 200 cm (vertikal). Untuk itu, saya harus membuat cetakan ukuran besar (A0 menggunakan plotter). Saya melakukannya di salah satu tempat mencetak ukuran besar yang banyak tersebar di sekitar kampus Universitas Diponegoro, Semarang. Satu cetakan hitam-putih ukuran A0 di atas kertas HVS 100 gsm dihargai Rp. 17.500, menurut saya harganya masih oke, lah. Karena figur yang akan saya buat ukurannya besar, saya harus mencetak 3 kali di atas kertas A0. Pengukuran saya lakukan di Photoshop, supaya akurat. Saat mencetak, saya meminta agar gambar betul-betul tercetak dalam ukuran 100% (jangan menggunakan opsi fit to page). Setiba di studio, saya memotong gambar-gambar tersebut dan menyusunnya di tembok. Lumayan besar, ya?

Dua kanvas yang sudah diberi susunan hasil cetakan. Kanvas sebelah kanan bisa dinaikkan sedikit figurnya.
Karena rencananya saya akan membuat sebuah karya diptych (dua kanvas dijadikan satu), saya harus menyusun hasil cetakan saya supaya letaknya seimbang di kedua kanvas. Sesudah saya yakin dengan penyusunannya, hasil cetakan itu harus dilepas lagi karena itu saya beri tanda baik di gambar maupun di atas kanvas, supaya nanti kalau saya tempelkan lagi letaknya akurat.

Tanda pada cetakan dan kanvas. Kalau nanti cetakan ditempelkan lagi ke atas kanvas, tanda-tanda itu harus bertemu sepersis mungkin.
Sesudah itu saya mencopot kembali hasil cetakan, lalu menggosok bagian belakangnya dengan pastel kapur (soft pastel). Selain menggunakan pastel kapur, kita juga bisa menggunakan arang (charcoal), pensil grafit (sekitar 4B-6B) atau bahkan cat minyak (tanpa medium). Gosokan inilah kelak yang akan memberi kita hasil jiplakan. Jadi pada prinsipnya, teknik menjiplak ini serupa dengan teknik jiplak kertas karbon tapi kertas karbonnya kita buat sendiri. Unggahan lama saya tentang berbagai cara menjiplak bisa dibaca di artikel Menjiplak Foto ini. Sesudah bagian belakang cetakan saya gosok dengan merata, saya pun memasangnya kembali di atas kanvas pada posisi yang sudah saya tentukan dan saya pun siap menjiplak.
Disarankan untuk menjiplak menggunakan ballpoint berwarna biru atau merah, supaya kelihatan jejaknya, mana bagian gambar yang sudah dijiplak dan mana yang belum. Tapi saya tidak punya ballpoint dengan warna-warna itu, akhirnya saya menggunakan pensil mekanik ukuran besar yang ujungnya saya runcingkan saja. Toh masih tetap bisa kelihatan karena pensil grafit hasilnya selalu agak mengkilap. Segera setelah saya siap menjiplak, saya pun langsung bekerja, saya gores bagian-bagian penting yang saya perlukan. Saya juga mengarsir bagian-bagian tertentu untuk memudahkan saya melukis nanti dan voila! Inilah hasilnya. Sebelum saya melanjutkan pekerjaan, saya harus meyakinkan supaya garis itu tidak hilang dalam proses melukis. Untuk itu saya bisa menggunakan dua cara. Pertama, hasil jiplakan disemprot dengan menggunakan fixative (semprotan khusus untuk memberi lapisan pelindung pada media kering seperti pastel kapur, arang atau pensil). Cara kedua adalah dengan menebalkan semua garis yang saya perlukan dengan cat minyak atau cat akrilik menggunakan kuas runcing. Tipis saja, kalau sudah kering pasti garisnya tidak akan hilang saat tertimpa cat atau terkena gosokan kuas. Atau yang lebih praktis lagi, gunakan spidol permanen, fungsinya sama malah karya bisa langsung dikerjakan karena tidak perlu menunggu cat kering dulu. Oke, selamat mencoba menjiplak foto di kanvas besar dan selamat berkarya. 🙂
Pingback: Modul Latihan Klinik Rupa dr. Rudolfo #1: GARIS dan GELAP-TERANG | Cakrawala Hartanto